Alasan tidak ada pilihan lain dalam menaikkan harga BBM subsidi sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo tidak bisa diterima akal sehat.
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik
Sebagai seorang kepala negara, Jokowi seharusnya menerapkan kebijakan yang tidak memberatkan masyarakat, bukan malam menaikkan harga BBM subsidi.
"Jokowi ngeluh tidak ada alternatif kecuali naikkan harga BBM, padahal banyak alternatif," kata ekonom senior Rizal Ramli kepada redaksi, Rabu (7/9).
Dalam kesempatan sebelumnya, RR, sapaan Rizal Ramli mengupas cara-cara yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengatasi inflasi tanpa harus memangkas subsidi rakyat.
Pertama, pemerintah harus menghentikan pengeluaran yang tidak perlu. Salah satunya menghentikan proyek pembangunan ibukota baru. Kedua, pengurangan pengeluaran lembaga negara yang dinilai tidak bekerja maksimal.
“Ketiga, badan-badan baru dan staffing potong,” tegasnya.
Alih-alih berpikir kreatif, Presiden Jokowi justru mengambil jalan instan dengan menyunat subsidi BBM.
"Dasar ndak kreatif dan tidak mampu meningkatkan effisiensi Pertamina dan PLN. Miskir, miskin pikir," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jokowi Finalis Tokoh Dunia OCCRP, Tak Layak Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus
- Ngadep dan Sebut Jokowi Bos, Menteri-menteri Lakukan Pemberontakan Kecil ke Prabowo
- Bertemu Sespimmen Polri di Solo, Ada Upaya Jokowi Ingin jadi Pusat Perbincangan Publik