Kontribusi wartawan tidak bisa dikatakan sedikit dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
- Bahlil dan Sri Mulyani Bisa Runtuhkan Kepercayaan Rakyat Pada Prabowo
- JMSI Malang Raya Perkuat Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga Malang
- Menteri HAM Natalius Pigai: Lewat Kritik, Media Dapat Mengisi Ruang Kosong Pemerintahan
Begitu dikatakan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa, saat membuka webinar bertema "Mengawal Kemerdekaan di Ruang Digital", Senin (16/8).
Dikatakan Teguh, kemerdekaan Indonesia memang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Tetapi proses menumbuhkan kesadaran kebangsaan itu dilakukan jauh sebelum momen bersejarah itu terjadi.
"Beberapa puluh tahun menjelang tahun 1945 itu, semakin intens dan intesitasnya itu dibangun wartawan, penulis, kelompok akademisi dan media," ujar Teguh.
"Mereka inilah yang membantu kita semua pada masa itu untuk menyatukan cerita-cerita mereka yang hidup di bawah kolonial bangsa asing," sambungnya.
Pada momen itu, lanjut pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini, Indonesia bersyukur ada bahasa yang kelak menjadi dasar bahasa nasional yang mempersatukan bangsa.
"Bersyukur kita punya satu lingual, bahasa yang digunakan bersama-sama, bahasa melayu yang masih sederhana ketika itu, yang bisa digunakan siapapun yang ada di elit dan pedagang bertemu di kota-kota besar baik itu di Pulau Jawa atau kota lain di luar Jawa," terangnya.
Dengan bahasa sederhana itulah, lanjut CEO RMOL Network ini, kelompok wartawan dan penulis berperan merangkai cerita untuk membangun kesatuan Indonesia.
"Kita ingat ini peranan dari penulis, kaum terdidik, wartawan, media yang membagikan cerita satu sama lain," pungkasnya.
Hadir sebagai pembicara dalam webinar ini ialah Ketua Dewan Kehormatan PWI, Ilham Bintang dan Ahli Hukum Pers, Wina Armada Sukardi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Paham Ideologi Pembangunan Prabowo, Syahganda Layak Jadi Pengganti Hasan Nasbi
- Soal Larangan Retreat, Teguh Santosa: Perintah Megawati Seolah Ada Negara Partai di Dalam NKRI
- Bahlil dan Sri Mulyani Bisa Runtuhkan Kepercayaan Rakyat Pada Prabowo