Terpilihnya Irjen Firli Bahuri sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023, tidak ada lobi-lobi tertentu.
- Demokrat Resmi Punya Dewan Pakar yang Dipimpin Andi Mallarangeng
- Dianggap Bikin Gaduh, Aliansi Madura Indonesia Akan Polisikan Alvin Lim
- Kemenpan RB Imbau ASN Tetap Netral, Jangan Takut Terhambat Naik Jabatan Karena Tidak Memihak
Isu tersebut muncul seiring pengumuman Wakil Ketua KPK Saut Situmorang terkait dugaan pelanggaran etik Firli saat bertugas sebagai Deputi Penindakan KPK.
Masinton mengaku bahwa sejak awal Panitia Seleksi Capim KPKberjalan, sudah banyak pro kontra terhadap calon pimpinan KPK. Hanya saja, semua sudah diklarifikasi kepadan Pansel.
"Sampai kemudian pansel memutuskan 10 nama dan diserahkan ke Presiden, dan Presiden menyerahkan ke Komisi III, kan kemudian tim Pansel kami undang," jelasnya.
"Kami tanyakan prosesnya dari seluruh proses seleksi yang dilakukan Pansel terhadap ratusan hingga tersortir 10 nama itu," imbuh politisi PDI Perjuangan.
Setelah penelusuran itu, lanjut Masinton, khususnya untuk Firli tidak ditemukan satu bukti pun yang menunjukkan adanya pelanggaran.
"Kita sudah cari bersama bukti-bukti yang dituduhkan secara terbuka, dan itu enggak ada," tukasnya.
Jumat dinihari, Komisi III DPR merampungkan fit and proper test 10 capim KPK. DPR memilih 5 nama, Firli Bahuri (56 suara), Alexander Mawata (53 suara), Nurul Ghufron (51 suara), Nawawi Pomolango (50 suara) dan Lili Pintouli Siregar (44 suara).[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Megawati Minta Pengusung Ganjar Turun Langsung ke Rakyat dan Dengar Kesedihan
- Sama-sama Pernah Ditorpedo, Qodari Bandingkan Sikap Mahfud dengan Maruarar
- Oka Mahendra Klaim Kantongi 29 Mandat Dukungan Pimpin Golkar