Partai Amanat Nasional (PAN) menyayangkan tuduhan Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) terhadap mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang disebut sebagai seorang yang radikal.
- Ilham Bintang Sebut Najwa Tolak Permintaan PSSI Buka Identitas Sumber Berita adalah Sikap Profesional
- Jika Prabowo Evakuasi Warga Palestina Sama Saja Memuluskan Rencana Jahat Trump dan Netanyahu
- Komunitas Peci Biru Serukan Moeldoko Pimpin Taubat Nasuha Pelaku GPK Demokrat
Apalagi, makna radikal itu sendiri sebetulnya belum dipahami secara utuh oleh mereka yang melabeli.
“Istilah radikal tidak selamanya buruk. Namun, ketika dilaporkan ke KASN berarti makna radikal itu sendiri menjadi jelek dan buruk,” tegas Ketua Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay lewat keterangannya kepada wartawan, Minggu (14/2).
Dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, PAN merasa tuduhan tersebut melukai hati seorang tokoh bangsa, yang dikenal dunia memiliki dakwah yang teduh.
“Kami tentu merasa bahwa tuduhan itu menyakiti salah seorang tokoh besar Indonesia yang selama ini dikenal sebagai orang yang memberikan keteduhan, dan membangun dialog lintas agama, lintas peradaban, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional,” katanya.
Saleh menambahkan, Din Syamsuddin kerap menggelar dialog interfaith, dialog antaragama, serta dialog antarperadaban dan juga ikut di dalam organisasi-organisasi interfaith bukan hanya di Indonesia, tetapi dunia internasional.
Bahkan, Din Syamsuddin juga pernah bicara di PBB terkait dengan bagaimana Indonesia bisa membangun hubungan yang sangat harmonis, kemudian meningkatkan kohesivitas sosial yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.
Secara pribadi, mantan ketua umum PP Pemuda Muhammadiyah itu mengenal dekat pribadi Din Syamsuddin, yang dakwahnya menyampaikan keteduhan. Dia pun tegas menilai bahwa tudingan miring terhadap Din Syamsuddin tidak mendasar.
“Karena apa? Beliau itu senior saya di Muhamamdiyah, senior saya di Pemuda Muhammadiyah, dan bahkan beliau dosen saya di UIN Syarif Hidayatullah. Pemikiran Islam kontemporer yang diajarkan itu di dalamnya ada toleransi, dialog, civil society dalam perspektif Islam. Karena itu, saya paham betul bagaimana pemikiran dan gerakan Pak Din Syamsuddin,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pengamat: Publik Sudah Jenuh dengan Prabowo, Wajar Jika Ingin Puan Maharani Jadi Pasangan Andika Perkasa
- Publik Tidak Paham dengan Logika Wayan Koster, Tolak Israel Tapi Dukung WBG
- Diminta Pulang ke Indonesia, Ainun Najib Ajukan 2 Syarat kepada Jokowi