Dianggap Semakin Meresahkan, Duterte Perintahkan Tumpas Abu Sayyaf

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memberi batas waktu hingga 31 Maret untuk menumpas kelompok bersenjata Abu Sayyaf (ASG).


Pasalnya, selama ini kelompok Abu Sayyaf dianggap sudah meresahkan banyak pihak. Mereka kerap membuat onar, merampok, dan menculik. Mereka juga ingin melebarkan Negara Islam (ISIS).

Angkatan bersenjata pun menyatakan siap dan akan mengubah taktik untuk menundukkan ASG.

Komandan Komando Barat Mindanao Angkatan Bersenjata Filipina, Letjen. Cirilito Sobejana menyanggupi perintah Duterte.

"Beliau (Duterte) menetapkan batas waktu hingga 31 Maret, dan kami sepakat dengan target yang diberikan. Saya yakin kami bisa menumpas kelompok Abu Sayyaf pada 31 Maret," kata Cirilito Sobejana, seperti yang dituliskan Inquirer, Jumat (24/1).

Sebenarnya kekuatan personel dan persenjataan Abu Sayyaf saat ini semakin menurun. Jumlah anggota kelompok itu sekitar 300 orang, tetapi kini hanya sekitar 50 orang.

Cirilito Sobejana mengatakan taktik baru yang akan dilakukan untuk menumpak kelompok ASG termasuk dengan mengerahkan pasukan tambahan ke Sulu.

Selain itu, kata dia, militer Filipina juga akan merangkul masyarakat setempat untuk ikut aktif memerangi terorisme.

Kesulitan yang dihadapi pemerintah dalam menumpas kelompok ini adalah karena masyarakat di kawasan Mindano, di mana kelompok ASG itu bersembunyi, berpihak kepada kelompok ini.

Kelompok Abu Sayyaf populer di antara masyarakat di kawasan Mindanao karena mereka bersikap seperti tokoh fiksi Robin Hood yang membagikan uang hasil tebusan sandera kepada warga di sekitar tempat persembunyian mereka.

"Sebelumnya memang ASG sangat populer di mata masyarakat karena mereka bergaya seperti Robin Hood, dengan membagikan uang hasil tebusan," ujar Sobejana.

Saat ini ada lima WNI yang diculik ASG. Kelimanya adalah nelayan yang melaut di perairan Sabah saat penculikan terjadi. Mereka adalah Arsyad Dahlan (41), La Baa (32), Riswanto Hayono (27), Edi Lawalopo (53), dan Syarizal Kastamiran (29).