Jepang menurunkan peringatan tsunami dari tingkat tertinggi menjadi imbauan menyusul serangkaian gempa bumi besar yang melanda wilayah Noto, Prefektur Ishikawa pada Senin (1/1).
- Ecoton Desak Jepang Hentikan Impor Plastik ke Indonesia
- KBRI Tokyo Selidiki Kasus WNI Tewas karena Covid-19
- Hokky Caraka Optimistis Timnas Indonesia Bisa Imbangi Jepang
Badan Meteorologi Jepang (JMA) awalnya mengeluarkan peringatan tsunami besar untuk Ishikawa dan peringatan tsunami tingkat rendah untuk wilayah pesisir barat Honshu lainnya, serta pulau utama paling utara di negara itu, Hokkaido.
Tetapi beberapa jam kemudian peringatan tertinggi diturunkan menjadi tsunami biasa.
"Laut masih berpotensi mendatangkan gelombang setinggi 3 meter. Gempa susulan juga dapat terjadi di wilayah yang sama dalam beberapa hari ke depan," ungkap JMA seperti dimuat Associated Press.
Meski status potensi bencana diturunkan, Juru Bicara Pemerintah Yoshimasa Hayashi tetap meminta penduduk daerah pesisir agar tidak kembali ke rumah mereka karena tsunami ataupun gempa susulan bisa kembali datang.
"Sangat penting bagi masyarakat untuk menjauh dari wilayah pesisir. Setiap menit berarti. Mohon segera dievakuasi ke tempat yang aman,” ujarnya.
Setelah gempa berkekuatan 7,6 magnitudo melanda, beberapa kota di Ishikawa menghadapi tsunami. Pelabuhan Wajima dihantam tsunami pertama berukuran lebih dari 1,2 meter dan Kanazawa setinggi 90 centimeter.
- Maju di Pilgub Jatim 2024, Khofifah Merasa Nyaman Berpasangan Emil Dardak
- Ketua Demokrat Banyuwangi Jajaki Koalisi Pinang Posisi Cawabup dari PKB
- Minimarket Vs Warung Kelontong Madura, Kekhawatiran yang Berlebihan!