Mayoritas Masyarakat Tidak Nyaman Kerja dan Belajar Dari Rumah

Selama kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah di tengah pandemik Covid-19, mayoritas masyarakat Indonesia merasa tidak nyaman belajar dan bekerja dari rumah.


Demikian hasil Survei Nasional Covid-19 Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) yang melibatkan 1.053 responden di 34 Provinsi di Indonesia.

"Sebanyak 50 persen responden merasa tidak nyaman belajar dan bekerja di rumah. Sebanyak 13,2 persen merasa sangat tidak nyaman. Sedangkan yang nyaman hanya 33 persen dan sangat nyaman hanya 3,7 persen," kata Direktur Konsultasi dan Kerjasama CESPELS, Fuad Adnan dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (11/5).

Sebesar 48,3 persen responden menilai selama tinggal di rumah saat PSBB menganggu pendapatan mereka. Apalagi, cara penanggulangan dari pemerintahan Jokowi dinilai berdampak buruk terhadap ekonomi pribadi maupun keluarga.

Hal itu dikarenakan tidak adanya kebijakan strategis pemerintah yang mampu meringankan beban pengeluaran rakyat selama tetap di rumah di tengah pandemik Covid-19. Kebijakan strategis yang dimaksud seperti adanya program subsidi internet gratis untuk rakyat.

"Mayoritas responden yakni sebesar 55,4 persen menyatakan sangat memerlukan dan menyetujui kebijakan subsidi internet gratis. 38,2 persen menyatakan memerlukan," bebernya.

Namun secara keseluruhan, mayoritas responden menilai kebijakan bekerja, belajar, dan ibadah di rumah selama PSBB dinilai tepat dilakukan saat pandemik Covid-19.

"Mayoritas responden sebesar 90,1 persen menilai kebijakan belajar, bekerja dan beribadah di rumah itu tepat," tandasnya.

Survei Nasional ini diselenggarakan sejak 21 April hingga 3 Mei 2020 dengan melibatkan 1.053 responden di 34 Provinsi di Indonesia dengan metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan teknik sampling menggunakan stratified random sampling dengan margin of error kurang lebih 3 persen serta menggunakan sumber dana mandiri.