Tertipu Inventasi Robot, Belasan Korban Lapor ke Polrestabes Surabaya

Belasan orang mendatangi Polrestabes Surabaya. Mereka melaporkan dugaan penipuan investasi dengan ratusan korban dan kerugian yang ditafsir hingga puluhan miliar rupiah.


Selain membawa bukti-bukti adanya dugaan penipuan berupa kwitansi pembelian Robot untuk operasional transaksi, juga membawa bukti perjanjian.

Menurut Yakub salah satu korban, modus penipuan investasi bodong itu menggunakan teknologi robot sebagai software atau perangkat lunak untuk mengoperasionalkan transaksi perdagangan.

"Kita melaporkan Mr Ferri Chan. Kami terang-terangan ditipu dengan FC33 nya. Saya pribadi beli robot 50 juta. Kemudian saya invest trading robotnya 31 juta. Nah selama satu bulan uang saya di trading itu di acount itu 117 juta. Kemudian MR Chan telfon saya dia bilang robot akan diservice maka uang segera diambil. Tapi dia bilang uangnya di titipkan trading 100 juta saja perbulan fee nya 10 persen. Itu tahun 2018 sampai sekarang saya tidak nerima sama sekali," ungkap Yakob ketika melakukan pelaporab di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya, Jumat (24/7).

Merasa curiga dengan bisnis yang ia geluti, Warga Jogjakarta, Jawa Tengah ini mencoba melakukan komunikasi, namun usaha yang ia lakukan gagal, karena nomor handphone nya di blokir.

"Kami menuntut uang kami kembali. Ini teman-teman yang ada disini tertipu semua, kurugiannya macam-macam, kalau saya 150 juta. Ada juga yang sampai 200 juta bahkan ada yang lebih dari itu," terangnya.

Sementara itu HS salah satu korban lainnya menyebut modus penipuan yang dilakukan Ferry Chan berjenjang. Mulai dengan menggelar pelatihan manual selama dua jam dengan membayar 10-12 juta. Namun secara teknik analisa forex tidak ada hasil.

Kemudian setelah itu kata HS member di garing ke Robot sebagai perangkat lunak transaksi, tidak seperti trading umumnya, sistem robot ini dikendalikan sendiri oleh pelaku dan jaringannya. Tidak sampai disitu member juga di giring ke investasi 10 persen dari situ member hanya dikasih satu ( dua kali setelah itu tidak ada hasil sama sekali.

"Terus ada pencurian akun jadi akun member yang ada isinya dari talkup dari akun di pindah ke rekening Ferry Chan sendiri, meningkat lagi transfer ke broker tapi atas naman kelompok penipuan mereka. Jadi tidak masuk ke broker melainkan masuk ke rekening jaringannya dan mereka menikmati hasilnya," terangnya.

HS menambahkan ia dan sesama korban lain mulai menanamkan investasi pada Januari 2017. Komunikasi dua arah sudah dilakukan namun semua tidak membawa hasil sehingga langkah hukum dilakukan.

Para korban ini tertarik karena iklan yang gencar dilakukan. Tidak hanya di media sosial, pelaku juga pernah mengisi acara di TV lokal untuk meyakinkan.

Sementara Kanit Harda Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Giadi Nugraha membenarkan ada laporan yang sudah diterimanya. Saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.