DPRD Jatim Minta Alat Pendeteksi Longsor Di Nganjuk Yang Rusak Segera Diperbaiki

Logo Kantor Berita RMOLJatim
Logo Kantor Berita RMOLJatim

Anggota komisi E DPRD Jatim, Masduki menemukan sebanyak empat alat pendeteksi longsor yang dipasang di lereng gunung wilis kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk belum bisa difungsikan.


Karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim diminta segera memperbaiki, agar jika terjadi longsor susulan bisa terdeteksi sejak awal.

"Alatnya belum bisa berfungsi dengan maksimal. Ada 4 alat yang tidak bisa berfungsi maksimal," kata Masduki pada Rabu (24/2).

Menurut dia, dari laporan warga, komponen alat pendeteksi longsor itu hilang karena dicuri. Dia berharap BPBD Jatim segera turun ke lapangan, agar alat tersebut bisa difungsikan.

"Kalau laporan warga yang hilang sebagaian seperti AKI dan kabel. Jadi nggak bisa fungsi. Kami akan panggil agar bisa cepat diperbaiki," tambahnya.

Selain laporan alat pendeteksi yang rusak, dia juga melihat ada 54 rumah warga yang rusak. Sehingga harus direlokasi supaya tidak roboh dan membahayakan penghuninya.

"Kita lihat di lokasi ada 5 rumah. Ada 54 rumah yang diminta relokasi, tidak mungkin karena tanahnya retak," tambahnya.

Untuk merelokasi warga, DPRD Jatim berharap agar Pemkab Nganjuk segera melakukan pembebasan lahan. Agar warga bisa segera pindah ke tempat yang lebih aman.

"Kami minta Pemkab Nganjuk untuk melakukan pembebasan lahan. Kita minta dana taktis untuk dana bencana," pungkas politisi PKB tersebut.

Seperti diketahui, longsor yang terjadi di lereng gunung Wilis, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk telah menewaskan belasan orang. Longsor tersebut dipicu oleh hujan lebat, sehingga tanah yang ada di lereng gunung bergerak menimbun rumah warga.