AHY Berbeda Dengan Moeldoko Yang Tidak Berkeringat Di Demokrat

Andi arief/net
Andi arief/net

Kudeta yang dilakukan sekelompok orang dengan menggelar Kongres Luar Biasa mengatasnamakan Partai Demokrat di Deliserdang dinilai sebagai kudeta keblinger.


Pasalnya, rencana itu sudah diketahui oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang hendak dikudeta. Bahkan pada 1 Februari lalu, AHY telah melakukan pencegahan atas aksi yang turut melibatakan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

“Mereka anggap tak mungkin AHY bisa atasi kudeta. AHY sendiri dengan maksud baik berkirim surat saat itu karena hormati Presiden,” begitu kata Kepala Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Andi Arief kepada wartawan, Jumat (12/3).

Terlepas dari itu, Andi Arief mengingatkan bahwa Moeldoko bukan merupakan sosok yang berdarah-darah demi Demokrat. Hal tersebut berbanding 180 derajat dengan AHY yang sudah berpengalaman menukangi partai berlambang mercy.

Andi Arief menjelaskan bahwa AHY mulai masuk ke Partai Demokrat di tahun 2016, yakni saat Pilkada DKI. Namun kemudian, AHY harus menjaga ibunya, Ani Yudhoyono yang sakit.

Setelah itu, AHY mendapat tugas dari partai menjadi tim pemenangan Pilkada 2018 dan komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) saat Pileg 2019.