Pengangguran Meningkat, Efek Kesenjangan Calon Kompetensi dengan Kebutuhan Pasar

Tjutjuk Supariono / RMOLJatim
Tjutjuk Supariono / RMOLJatim

Hari buruh atau May Day tahun ini masih akan diwarnai dengan pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada perkembangan industri dan ketenagakerjaan di Kota Surabaya. 


Data BPS menyebutkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2020 menyentuh angka 9,79% atau surplus tenaga kerja sebesar 154.896 orang. 

Tjutjuk Supariono, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya mengimbau pemerintah untuk fokus pada pemulihan ekonomi dan penurunan tingkat pengangguran terbuka.

“Tidak bisa dipungkiri, meningkatnya pengangguran terbuka selama masa pandemi Covid-19 disebabkan karena perlambatan perekonomian Kota Surabaya yang cukup signifikan, kemudian berdampak pada banyaknya pekerja yang di-PHK dan/atau di rumahkan. Saya memastikan DPRD Kota Surabaya akan selalu memberikan perhatian lebih pada nasib buruh di Kota Surabaya” ujar Tjutjuk Supariono, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Minggu, (2/5)

Karenanya, politikus dari Fraksi PSI ini mengimbau agar pemerintah terus melakukan pendataan dan pembinaan untuk para pekerja yang dirumahkan tersebut. 

“Jika sudah terkumpul datanya, nanti dapat diintegrasikan dengan program kewirausahaan yang diadakan pemerintah. Harapannya, selesai program ini mereka bisa menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lainnya. Program kewirausahaan ini juga selaras dengan program Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, yang menginginkan lapangan kerja seluas-luasnya untuk rakyat dengan menciptakan 10.000 pengusaha baru” lanjut Tjutjuk.

Selain faktor pandemi, meningkatnya pengangguran juga disebabkan karena kesenjangan antara kompetensi calon pekerja dengan kebutuhan pasar. Pengadaan program sertifikasi profesi diharapkan bisa menjadi jawaban permasalah tersebut. 

“Saat ini ada lebih dari 60 lembaga sertifikasi profesi di Surabaya dan hanya sekitar 9 ribu  tenaga kerja di Surabaya yang mengikuti uji kompetensi (asesi). Saya mendorong para pekerja dan pencari kerja untuk terus meningkatkan keahliannya melalui lembaga ini. Disamping itu, saya juga mendorong Balai Latihan Kerja, lembaga pendidikan, dan pengusaha untuk berkolaborasi menciptakan keselarasan antara kebutuhan pengusaha dengan tenaga kerja terampil” jelasnya.

Tjutjuk mengharapkan adanya harmonisasi antara pemerintah daerah, pengusaha, dan juga kaum pekerja agar tercipta kondisi yang menguntungkan untuk menurunkan TPT dan memajukan perekonomian di Surabaya.