Pertanyaan, apakah Partai Amanat Nasional (PAN) bakal merapat dengan lingkaran partai politik (parpol) koalisi pemerintah, akhirnya terjawab.
- PDIP Surabaya Ngaku Belum Memikirkan Siapa Calon Wali Kota di Pilkada 2024
- Survei The Republic Institute: Prabowo-Gibran Unggul 54,2 Persen di Jatim
- PDIP Klaim Jokowi-Maruf Masih Skala Prioritas, Belum Mau Bermanuver Menuju 2024
Tak heran jika PAN diisukan bakal merapat ke lingkaran kuasa Presiden Joko Widodo pada saat Pilpres 2019 lalu hingga setelahnya. Pasalnya, sikap politik hingga kedekatan partai terhadap pemerintahan Jokowi cendrung sejalan.
Hal ini pun tidak sama sekali disanggah Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno. Dia akhirnya buka mulut mengenai kejadian yang menyebabkan partainya memilih sikap "di tengah" usai Pilpres 2019 lalu.
Wakil Ketua Komisi VII DPR ini menjelaskan kejadian masa lalu, saat PAN hendak memilih dukungan capres di pemilu 2019.
Katanya, andai saja tidak diveto oleh Amien Rais yang merupakan pendiri PAN, maka partai berlambang matahari ini nyaris bergabung dengan PDI Perjuangan mendukung Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019.
Bahkan, diakui Eddy, dia sempat memberitahu kepada Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, soal rencana PAN melangkah masuk bergabung koalisi Jokowi sesaat sebelum deklarasi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kejadiannya hari itu dua hari sebelum PAN mengumumkan pencapresan Prabowo-Sandi. Saya bicara dengan Mas Hasto, Mas kita insyaAllah akan bergabung dengan koalisi Mas Hasto," kata Eddy, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, dalam webinar Para Syndicate bertema "Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024," Jumat (28/5).
Namun, rencana berkoalisi dengan PDIP terkubur sebatas rencana. Amien Rais yang saat itu menjadi Ketua Dewan Kehormatan PAN membelokkan rencana PAN yang saat itu dipimpin Zulkifli Hasan, menantunya.
"Tetapi karena waktu itu kita diveto, kemudian kita gabung dengan Prabowo-Sandi. Waktu itu memang, meskipun Ketua Umum Zulkifli Hasan, tapi tentu kita mendengarkan tokoh sentral kita. Tokoh sentral kita, tokoh senior kita pada saat itu apa pandangan beliau dan kita betul-betul memang pandangannya berbeda dengan pandangan pengurus yang lain," bebernya.
Eddy mengatakan, dalam pertemuan formal pengurus PAN, telah disampaikan bahwa PAN tidak memiliki DNA untuk menjadi oposisi. Tetapi, pendapat itu justru berbuah kritikan.
"Saya sampaikan dalam pertemuan itu bahwa PAN tidak memiliki DNA oposisi dan saya terus terang dihujat banyak di kalangan internal kita. Kok sekjen sangat berani mengatakan PAN tidak punya DNA oposisi, memang demikian adanya menurut saya," demikian Eddy.
- Pesan Ali Ngabalin pada Novel Baswean Cs: Pergi Sana Cari Kerja Lainnya, Jangan Ganggu KPK
- Peletakan Batu Pertama Bandara IKN, Jokowi: Sudah Bisa Dipakai Juni 2024
- Fraksi Gerindra Tarik 2 Anggota Pansus RTRW, DPRD Sidoarjo Sahkan Raperda RTRW jadi Perda
ikuti update rmoljatim di google news