Komunitas Lintas Agama Ikuti Binlat Cinta Karakter Bangsa dan Cinta Tanah Air

Peserta Binlat Cinta Karakter Bangsa dan Cinta Tanah Air di Wonosalam/RMOLJatim
Peserta Binlat Cinta Karakter Bangsa dan Cinta Tanah Air di Wonosalam/RMOLJatim

Sebanyak 35 pemuda dan pemudi lintas agama mengikuti Pembinaan dan Pelatihan (Binlat) Karakter Bangsa yang didasari Jati Diri Bangsa Indonesia di Padepokan Merajut Jolotundo, Dusun Sidolegi, Desa Sumberejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang. 


Mereka yang mengikuti pelatihan ini dari berbagai komunitas dan lintas agama dengan semangat cinta terhadap bangsa dan negara kesatuan republik indonesia. Juga mendukubg program revolusi mental dan semangat bela negara," ungkap Wendy Okraviyanti, dikutip Kantor Berita RMOLJatim disela-sela Binlat Cinta Karakter Bangsa dan Cinta Tanah Air, Minggu (30/5).

Diungkapkan Wendy, para peserta Binlat karakter bangsa ini berasal dari Gereja Santo Yosep Jombang, Gereja Katolik Mojoagung, Organisasi Shiddiqiyyah Jombang, Pemuda Tengger, Komunitas Seni Budaya, mahasiswa IAIN Kediri dan lain-lain.

"Kegiatan ini diselenggarakan oleh Bidang Kepemudaan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia DPD Jawa Timur yang mengambil tempat Binlat di Wonosalam, Jombang dan Trowulan, Mojokerto," bebernya.

Materi Binlat karakter bangsa ini diambilkan dari konsensus nasional dan nilai-nilai luhur NKRI, Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Teks Proklamasi, Sumpah Pemuda, Lambang Garuda Pancasila, Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, dan lain sebagainya. 

Instruktur Binlat Karakter Bangsa, Kushartono mengatakan, materi utama dalam pendidikan yakni menggunakan metodenya pengaktifan sistem kesadaran rasa, wawasan, karsa, kebangsaan indonesia raya. Dengan begitu, nilai-nilai luhur peninggalan para pendiri bangsa ini menjadi formulasi yang sangat efektif dalam membangun karakter bangsa Indonesia.

Menurut Kushartono, metode mengaktifkan kesadaran cipta, rasa, karsa ini juga merupakan metode baru dalam pendidikan karakter. Sehingga dari Binlat ini diharapkan lahir generasi muda indonesia yang memiliki jiwa besar, tangguh, disiplin, cinta tanah air indonesia, cinta bangsa dan NKRI.

"Tidak lagi bertanya apa yang saya dapatkan dari bangsa dan negeri ini, tapi bertanya apa yang telah kami berikan. Inilah secara global di antara hasil pendidikan karakter dari Binlat ini," tandas Kushartono.

Adapun materi yang dengan gaya rekreatif edukatif mengambil tempat di alam terbuka supaya lebih menarik dan menyenangkan. Melalui kegiatan di air dan juga turun tebing. Simulasi karakter bangsa kemudian menggali nilai-nilai tersebut.

Dilengkapi juga dengan metode pembelajaran Experiental Learning (EL) Neuro Linguistic Programming (NLP), diskusi interaktif, dan Metode Brainstorming yang membuat Binlat ini menyenangkan. Semua siswa aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan kebangsaan dalam diri.

Sementara, salah satu peserta, Audik Wahyudi mengaku tertarik dengan apa yang diikutinya tersebut. Terlebih materi yang disampaikan juga sangat riil dan menggunakan alam terbuka. Dimana sangat cocok dengan kondisi pandemi. Yang tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Menarik sekali, jadi lebih riil. Apalagi simulasi di alam terbuka di Wonosalam ini, alamnya indah dan udaranya sejuk. Cocok, apalagi ini kan masih masa pandemi Covid-19, jadi menurut kami, program ini sangat baik," pungkasnya.