Pertemuan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dengan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani dapat ditafsirkan sebagai upaya banteng moncong putih mengikat partai besutan Prabowo Subianto untuk berdiri di posisi yang sama menjaga Presiden Joko Widodo.
- Gus Amik Dampingi MA di Pilwali Surabaya 2020, Begini Tanggapan Parpol Koalisi
- Partai Buruh Berpoteni Masuk Catatan Sejarah Jika Berhasil Lolos Senayan
- Fenomena Pilpres Satu Putaran, Masyarakat Lelah dengan Kegaduhan Politik
Berdasarkan analisa Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti, PDIP telah menangkap sinyal bahwa kegelisahan dan ketidakpuasan di tengah masyarakat atas kinerja pemerintah semakin tinggi.
Hal tersebut ditandai dengan maraknya mural dan protes-protes masyarakat. Artinya, jika tidak segera dikelola dengan baik, maka dapat menimbulkan ketidakstabilan politik.
“Jadi itu mengikat Gerindra untuk tetap bersama-sama," kata Ray Rangkuti, seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat pagi (27/8).
Cara PDIP mengikat Partai Gerindra ini juga bagian dari upaya untuk memberi penegasan kepada Jokowi untuk mengurangi dominasi Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Ini lantaran Jokowi selalu menganakemaskan Luhut Binsar Pandjaitan dan seolah tidak percaya dengan keberadaan kader kedua partai besar itu di kabinet.
“Jadi untuk mengurangi dominasi “anak emas” Pak Jokowi juga, LBP (Luhut Binsar Panjaitan). Sebab, peran LBP yang terlalu besar di dalam kabinet jelas menjadikan kader-kader terbaik PDIP dan Gerindra seperti kurang optimal," katanya.
"Tak satupun anggota kabinet dari partai ini yang dilibatkan di luar tugas pokok," demikian Ray Rangkuti.
- Tidak Dikelola dengan Baik, KIB Berada di Ujung Tanduk
- Golkar Usung Menantu Jokowi Kembali Maju Pilwakot Medan 2024
- Jelang Pemilu 2024, Guru Besar dan Mahasiswa Unmuh Jember Mulai Bergerak Melawan Penyimpangan Prinsip Demokrasi