Bondowoso Genjot Pertanian Organik, Pupuk Kimia Perlahan Ditinggalkan

Kabag Perekonomian Bondowoso, Rahmatullah/RMOLJatim
Kabag Perekonomian Bondowoso, Rahmatullah/RMOLJatim

Peluang pasar hasil pertanian organik Bondowoso cukup bagus dan besar kedepannya. Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Bondowoso, Rahmatullah mengungkapkan, gagasan yang dimulai sejak 2008 lalu tersebut seiring berjalannya waktu tak banyak petani yang memanfaatkan peluang tersebut karena masih menggunakan pupuk kimia.


"Sebenarnya permintaan pasar terhadap hasil pertanian organik cukup besar. Bahkan, banyak peluang-peluang pasar yang belum terisi, akibat rendahnya produksi," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (17/12).

"Masih rendahnya produksi kita karena petani itu lebih senang menanam itu menggunakan pupuk kimia. Sedangkan potensi menggunakan pupuk organik ini sangat besar," jelasnya.

Dari segi topografi, Kabupaten Bondowoso sangat cocok untuk pertanian ini. Adapun kesiapan lahan, lanjut Rahmatullah, juga besar peluangnya terutama di bagian hulu.

"Di bagian hulu seperti di Sumur Wringin, artinya yang yang sifatnya dekat dengan mata air. Tinggal kita bagaimana memanajemen mengelola apakah tanaman produk kita ini betul-betul organik ketika di uji lab," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Bondowoso, Hendri Widotono, pertanian organik harus terus berjalan karena kondisi kandungan tanah organik hanya 2 persen.

"Dan ini mulai tahun 2008 sampai sekarang. Ya nanti kita paparkan disini. Bagaimana kemandirian masyarakat, dan bagaimana dengan kondisi kayak gini. Anggaran untuk organik ya bisa kita lihat," lanjutnya.

Adapun lahan pertanian organik sejak 2008 telah diimplementasikan di Desa Lombok Kulon. Rencananya, hal serupa juga akan direplikasikan di Desa Sulek, Kecamatan Tlogosari yang akan menjadi sentra pertanian presisi, pertanian modern dan pertanian terintegrasi.

"Bersama TP2D dan lain sebagainya. Baznas ya di sana," ucapnya. 

Selain itu, kemandirian masyarakat juga terbukti dari produksi 13 ribu ton pupuk organik dibuat oleh 45 kelompok tani secara swadaya.

"Alhamdulillah swadaya tanpa bantuan dari pemerintah. Itu sudah mandiri lah kelompok tani itu," tandasnya. 

Hendri menambahkan, ketersediaan pupuk organik juga ditunjang oleh populasi ternak sapi yang cukup besar. Hendri menyebut bahwa total jumlah ternak sapi di Bondowoso sebanyak 224 ribu ekor dan termasuk 10 besar di Jawa Timur.