Langkah DLHP Bondowoso Atasi Masalah Sampah

foto/net
foto/net

Berbagai masalah terkait penanganan sampah di Bondowoso dilakukan berbagai pihak, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Bondowoso, Rabu (29/12).


Untuk itu, DLHP bersama berbagai pihak menyelenggarakan lokakarya analisis masalah dan rencana tindak nyata perbaikan pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Bondowoso, di aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

Berbagai permasalahan seperti semakin meningkatnya jumlah sampah setiap waktu, hingga masalah pemilahan jenis sampah, turut dibahas dalam acara tersebut. Selain itu, untuk berbagai cara untuk menyelesaikannya juga menjadi pembahasan oleh puluhan peserta yang hadir.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Bondowoso, Agung Aris Sungkowo, menyampaikan, jumlah sampah harian di Bondowoso mencapai 60 ton setiap harinya. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 40 ton saja. Berdasarkan hal itu, tempat pembuangan akhir (TPA) di Taman Krocok, dinilai tidak akan sanggup untuk menampung sampah, selama 10 tahun mendatang. 

Maka dari itu, Agung menyebut, salah satu cara untuk mengurangi junlah sampah, dengan melakukan pemilahan terhadap jenis-jenis sampah organik dan organik, serta sampah yang dapat didaur ulang atau tidak. Ia meyakini setelah proses pemilihan dilakukan dengan baik, maka akan berdampak pada pengurangan jumlah sampah yang dibuang. 

Artinya hanya sampah yang tidak dapat di daur ulang saja yang akan dibuang ke tempat sampah. Sementara, sampah yang dapat didaur ulang, akan dikelola baik perorangan, organisasi atau pihak lain, untuk menjadi barang bernilai ekonomis. 

" Timbunan sampah yang ada disana tidak akan terus menumpuk" ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Sejauh ini, Agung menyebut sudah ada 39 bank sampah yang mengelola sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Dari jumlah tersebut dinilai membantu dalam mengatasi jumlah sampah yang semakin meningkat setiap waktunya. Walaupun demikian, ia masih mengharapkan ada bank sampah lain yang akan bermunculan, sehingga lebih banyak sampah yang dapat dimanfaatkan. "Semoga nanti bertambah," katanya.

Dikonfirmasi terkait, fasilitas pemilahan sampah di tempat umum, seperti Alun-alun RBA Ki Ronggo. Agung menjawab, sudah mengadakan tempat sampah berbeda-beda sesuai dengan jenisnya masing-masing, yang ditandai dengan warna tempat sampat tersebut. Tapi, seiring berjalannya waktu, tempat sampah itu sudah mulai tidak digunakan dengan baik. Karena mulai rusak dan lain sebagainya. "Kemungkinan tahun depan akan kita benahi fasilitas itu," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Ia juga menegaskan akan berupaya untuk mencari anggaran dari Provinsi Jawa Timur bahkan pusat, untuk melakukan perbaikan sejumlah Tempat Pembuangan sementara (TPS). Seperti yang ada di Desa Koncer, Kecamatan Tenggarang. TPS tersebu akan dibuat menjadi TPS tertutup, mengingat saat ini masih terbuka dan kerap kali menyajikan pemandangan dan bau kurang sedap. "Kita tidak berdiam diri. Kita berupaya mencari anggaran di luar," tegasnya.

Untuk dapat mengatasi atau minimal mengurangi permasalah sampah di Bondowoso, maka semua pihak tentu harus sama-sama terlibat. Tidak hanya unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait saja. Tapi, unsur pemerintah desa juga harus ikut andil dalam upaya tersebut. Mengingat sejauh ini masih ada sejumlah warga yang membuang sampah di sembarang tempat. 

" Para kepala desa (kades) hingga camat, juga dinilai memiliki peran penting dalam upaya mengedukasi masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya," sambungnya.

Diakhirinya, kordinasi terkait penanganan sampah dengan pihak desa juga sudah dilakukan dengan menggandeng dinas terkait yakni Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Bondowoso.

" Kita juga sarankan agar desa juga bisa membuat TPS sendiri," pungkasnya.