Siswa SDN 2 Karangpatihan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, harus belajar di bawah perasaan was-was. Pasalnya atap ruang kelas mereka hampir ambrol.
- Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tewas Tertabrak Pikap
- Ponorogo Terjangkit Wabah DBD, 2 Anak Meninggal
- Nggak ada Capeknya, Relawan Prabowo-Gibran BerKharisma Ponorogo Terus Turun ke Desa
Pantauan di lokasi, pihak sekolah pun harus memasang bambu untuk menahan atap yang hampir runtuh. "Ada 2 kelas yang kondisinya rusak," ujar komite SDN 2 Karangpatihan, Ladi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (18/1).
Dia menjelaskan 2 kelas tersebut adalah ruang kelas 1 dan kelas 4. Untuk 10 siswa kelas 1 mereka terpaksa pindah tempat belajar ke ruang UKS.
Sedangkan untuk kelas 4, sebanyak 12 siswa terpaksa tetap bertahan di bawah kekhawatiran. "Ya karena tidak ada ruang lain. Mereka bertahan tetapi agak menjauh dari atap yang bolong, " tegasnya
Ladi menyebut bahwa kerusakan sudah cukup lama. Terakhir rehap yang dilakukan di sekolah ini pada tahun 2008. Sedangkan umur sekolah ini sudah puluhan tahun.
"Saya sekolah disini itu tahun 1974. Berarti sudah puluhan tahun berdiri sekolahnya," tegasnya.
Saat ini Ladi bingung mau melapor kemana. Karena dia mengklaim sudah beberapa kali mengirim proposal kerusakan ke dinas pendidikan.
"Saya bersurat membuat proposal ke dinas tetapi tidak ada respon. Orang dinas hanya berkunjung selanjutnya tidak ada lagi tindakan," paparnya.
Terakhir, pihak Dindik berjanji akan melakukan perbaikan pada tahun 2021. "Ini sudah 2022 awal juga tidak ada, " pungkasnya.
- Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tewas Tertabrak Pikap
- Ponorogo Terjangkit Wabah DBD, 2 Anak Meninggal
- Nggak ada Capeknya, Relawan Prabowo-Gibran BerKharisma Ponorogo Terus Turun ke Desa