Gerakkan Ekonomi, Bupati Banyuwangi Resmikan Pasar Rakyat Tematik

Bupati Ipuk saat mengunjungi pelapak di pasar Cunduk Menur Desa Tegalarum, Sempu/dok. Humas Pemkab Banyuwangi
Bupati Ipuk saat mengunjungi pelapak di pasar Cunduk Menur Desa Tegalarum, Sempu/dok. Humas Pemkab Banyuwangi

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas meresmikan pasar rakyat tematik di Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu.


Varian program ini digerakkan untuk pemulihan ekonomi pascapandemi.

"Setelah hampir dua tahun terakhir ini, ekonomi mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19. Ini saatnya bagi kita untuk bangkit. Kita tata kembali ekonomi dengan berbagai usaha-usaha produktif," ungkap Bupati Ipuk Fiestiandani saat membuka Pasar “Cunduk Menur” di Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Sabtu (5/2).

Pasar-pasar rakyat yang digelar secara temporal dan barang jualan yang tematik menjadi salah satu jurus yang dipilih. Hal ini menjadi pengungkit ekonomi di level mikro dan melibatkan penjual dari kampung sekitar.

"Ada laju perekonomian yang bergerak. Meski dalam skala mikro, tapi ini akan mampu memicu sektor-sektor lain ikut bergerak," terang Ipuk.

Pasar-pasar rakyat dengan tematik dagangan tertentu terbukti cukup berkembang di Banyuwangi sebelum Pandemi Covid-19. Mulai pasar wit-witan Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Pasar Kampung Osing Kemiren dan Olehsari di Kecamatan Glagah, Arabian Street Food di Kampung Arab, Kecamatan Banyuwangi dan sejumlah tempat lainnya.

Setelah dua tahun berlalunya Covid-19, sejumlah pasar kembali digeliatkan, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain pasar-pasar lama tersebut, juga muncul sejumlah inisiasi baru. Salah satunya Pasar Cunduk Menur di Tegalarum tersebut.

"Ini adalah bagian dari gerakan Banyuwangi Rebound, sebuah program multisektor untuk membawa Banyuwangi pulih dari pandemi," terangnya.

Menurut Kepala Desa Tegalarum, Achmad Turmudzi, inisiasi pasar tersebut berangkat dari upaya untuk merintis pusat ekonomi baru. 

"Proyeksi saya, ini nantinya bisa menjadi pasar permanen. Kita awali dari yang sederhana dulu," ujar Turmudzi.

Gagasan tersebut disambut antusias oleh warganya. Di antaranya, Andriyani. Ia bersama lima orang kawannya berjualan aneka makanan pelengkap. Seperti sambal pecel, oseng-oseng pare, kripik pare, dan lain sebagainya. "Senang bisa berjualan di kampung sendiri. Membuka lapangan pekerjaan baru juga," terangnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Toyib, pedagang rujak. Pria yang berjualan sejak 1997 itu, merasa senang dengan adanya pasar tersebut. Hal itu, kata dia, dapat menjadi tempat baru baginya untuk menjajakan dagangannya. 

"Biasanya hanya buka di rumah atau berdasarkan pesanan lewat WA (WhatsApp) saja," papar pria yang dikenal dengan Rujak Lanang-nya.

Sementara itu, Ipuk kembali menambahkan, geliat pasar-pasar rakyat ini, akan terus didampingi oleh Pemkab Banyuwangi. Tidak hanya dari sisi promosi, tapi juga dari sisi manajerial. 

"Kita akan terus melakukan pendampingan. Baik melalui dinas terkait atau dari pemerintah kecamatan. Seperti halnya nanti diberikan pelatihan manajemen keuangan, pengemasan, dan lain sebagainya. Jadinya, akan lebih berdaya dan bisa naik kelas," pungkas Ipuk. 

Sebelumnya, Wakil Bupati Sugirah juga meresmikan Pasar Kemantren di Desa/Kecamatan Gambiran. Di pasar tersebut menjual aneka makanan tradisional dan produk kerajinan warga setempat.