Gubernur Jatim Khofifah Tinjau Kerajinan Batik Tulis Tenun Gedok Tuban

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky saat mengunjungi sentra kerajinan batik tulis tenun gedong khas Tuban /Rmoljatim.id/Atmo/
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky saat mengunjungi sentra kerajinan batik tulis tenun gedong khas Tuban /Rmoljatim.id/Atmo/

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, meninjau potensi kerajinan batik tulis tenun gedog sebagai Desa Devisa di Kecamatan Kerek, Kamis (10/2).


Dalam kesempatan tersebut Gubernur Khofifah dan Bupati Tuban akrap dipanggil  Lindra berdialog dengan pengerajin batik di desa Margorejo dan Kedungrejo Kecamatan Kerek.

Pemprov Jatim, kata Khofifah, saat ini tengah mengembangkan program Desa Devisa, dan telah dicanangkan 3 Desa Devisa.

“Selanjutnya pada tahun 2022, Pemprov Jatim menargetkan bertambah 15 desa,” kata Khofifah dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Kamis (10/2).

Selanjutnya, Pemprov Jatim bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan melakukan penilaian terhadap semua Desa Devisa yang tengah dikembangkan. Tujuannya, untuk memenuhi syarat dan kategori yang ditetapkan sebagai Desa Devisa.

Menurut Khofifah, batik Gedog khas Tuban memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi produk Desa Devisa. Selain dijadikan pakaian, batik Gedog dapat dikreasikan menjadi kerajinan lain, diantaranya interior ruangan, sarung bantal, maupun cinderamata lainnya.

Dia meminta LPEI mengirimkan desainer guna pengayaan bagi pelaku industi kreatif. Sehingga memperluas pemasaran produk batik khas Kabupaten Tuban ini.

“Kami harap satu bulan ke depan Desa Devisa pertama di Kabupaten Tuban ini dapat diluncurkan,” harapnya.

Sementara, Head of Regional Office 3 LPEI, Koerniawan Prijambodo mengatakan adapun syarat Desa Devisa diantaranya terdapat produk unggulan unik dan memiliki potensi ekspor yang besar.

Menurutnya, produk batik tulis tenun gedog termasuk unik, mengingat proses pemintalan benang hingga proses produksi batik dilakukan di satu lokasi. Tidak hanya itu, bahan baku batik jenis ini hanya ada di Tuban.

LPEI akan melakukan kurasi atau pengkajian lanjutan untuk mengetahui langkah yang akan diambil kedepannya. Salah satunya mendatangkan desainer professional guna dilakukan pelatihan. “Juga akan dilakukan pendampingan pemasaran hingga ke luar negeri,” jelasnya.

Gayung bersambut, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mendukung rencana program Desa Devisa di Kabupaten Tuban. Selaras dengan program One Village One Product yang digaungkan Pemkab Tuban.

“Program Desa Devisa mampu menginspirasi masyarakat untuk mengembangkan produk khas tiap wilayah,” tuturnya.

Aditya menambahkan, kehadiran program Desa Devisa diharapkan dapat menguatkan batik tulis tenun gedog sebagai salah satu industri kreatif di Kabupaten Tuban.