Gubernur Khofifah Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng di Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) Tuban (Rmoljatim/Atmo)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) Tuban (Rmoljatim/Atmo)

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengaku kelangkaan minyak goreng seharusnya tidak terjadi mengingat produksi pabrik minyak goreng di Jatim masih surplus 4 ribu ton per bulan. 


Hal tersebut disampaikan Gubernur Khofifah usai menghadiri peresmian Mal Pelayanan Publik (MPP) Tuban, Kamis (10/2)

Peresmian tersebut juga dihadiri Deputi bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Diah Natalisa mewakili Menteri PANRB Tjahjo Kumolo. Termasuk, disaksikan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky.

Gubernur Khofifah menambahkan produksi pabrik minyak goreng di Jatim mencapai 63 ribu ton per bulan. Kemudian kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng mencapai 59 ribu ton per bulan. 

“Berarti kita masih surplus 4 ribu ton, saya ke pabrik dan pabriknya tidak mengurangi produksinya. Tapi saya ke toko kenapa banyak toko yang kosong,” keluh Khofifah dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Kamis (10/2).

Atas temuan itu, Khofifah menilai ada mata rantai distribusi minyak goreng yang terputus antara produsen dengan retail atau toko modern. Oleh karena itu, Pemprov Jatim telah mengkomunikasikan kondisi kelangkaan minyak goreng tersebut ke Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Muhammad Lutfi.

“Saya bilang dari sisi produksi kita ini surplus seharusnya, kenapa kemudian di pasar retail modern banyak yang kosong. Bahkan ada yang seminggu kosong,” jelas Gubernur Khofifah.

Setelah itu, mantan Menteri Sosial itu mengaku jika Mendag minta waktu seminggu untuk menyelesaikan kelangkaan minyak goreng di Jatim. Diantaranya, akan diturunkan minyak goreng curah yang di prioritaskan terhadap 26 pasar yang ada di Jatim berdasarkan sampling Badan Pusat Statistis (BPS).

“Pak Mendag menyampaikan, buk tolong saya kasih kesempatan seminggu, mungkin seminggu dari dua hari yang lalu. Nanti akan diturunkan minyak goreng curah. Saya akan minta minyak goreng curah yang akan diturunkan oleh pak Mendag itu prioritas di 26 pasar yang menjadi sampling BPS,” beber Khofifah.

Ketika ditanya terkait indikasi adanya penimbunan minyak goreng, Khofifah enggan menanggapi persoalan tersebut. Alasannya, saat ini sedang proses monitoring terkait rantai distribusi minyak goreng hingga ke tingkat konsumen.

“Saya gak bilang begitu (penimbunan), tapi ini sedang dilakukan proses monitoring rantai distribusinya,” tegas Khofifah.

Sebatas diketahui, pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng per 1 Februari 2022. Satu liter minyak goreng curah dihargai RP 11.500. Minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 13.500 per liter dan minyak goreng kemasan premium sebesar Rp 14.000 per liter.