Bupati Kediri Tuntut Ide Kreatif Dinas, Tak Ulangi Ajukan Program Copy Paste

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat mengikuti podcast bersama Akbar Faisal/Ist
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat mengikuti podcast bersama Akbar Faisal/Ist

Selama setahun menjabat, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menemukan banyak permasalahan dalam satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Salah satunya, penyodoran program kerja yang dinilai hanya copy paste dari tahun-tahun sebelumnya.


Pernyataan Bupati Hanindhito itu muncul dalam acara podcast yang ditayangkan di kanal youtube Akbar Faisal Unsensored. Ia membeberkan persoalan yang ditemui di pemerintahannya.

"Problem di Kediri ini banyak sekali kejadian program-program itu, mohon maaf saya harus katakan itu copy paste. Jadi program yang sudah terjadi tahun 2000-an sebelumnya hanya dicopy paste. Banyak yang terjadi seperti itu, dan itu saya temukan di beberapa dinas," kata Hanindhito dikutip Kantor Berita RMOL Jatim, Minggu (6/3).

Bupati Hanindhito menyayangkan model copy paste program lama sampai terjadi. Ia meminta setiap dinas harus berani memunculkan ide-ide kreatifnya untuk mencapai visi-misi pembangunan.

Pada tahun awal menjabat, Bupati Hanindhito mengakui telah melakukan mutasi sekitar 300-an pegawai. Namun, ia memastikan, dalam penempatan pegawai yang dilakukannya bukan atas dasar suka atau tidak suka, melainkan pada raport pegawai.

"Saya sangat menjamin dalam melakukan mutasi pegawai, karena saya tidak punya kepentingan apapun di Kabupaten Kediri selain bekerja untuk masyarakat," tegasnya.

Dia menuturkan, cara yang dilakukan dalam menempatkan pegawai dari penilaian raport yakni pertama dengan melihat serapan anggaran. Kedua terkait kinerja yang dilakukan.

"Saya tanya misalnya indikator untuk membuat bakso, yang bersangkutan menjelaskan membuat bakso indikatornya oli, bensin, solar. Ya sudah kamu tidak bekerja berarti," kata Bupati memberi contoh penilaian kinerja pegawai.

Bupati Hanindhito mengaku satu tahun awal merasa sedih, lantaran kepala kepala dinas takut bertemu dengannya. Dia berterus terang, pernah ada yang menemui membawa uang untuk kepentingan jabatan.

"Tapi saya tolak, ada yang ngakal-ngakali mungkin itu bahasanya," ucapnya.

Bupati Hanindhito menceritakan, banyaknya surat yang datang setiap harinya, sebagai manusia ada fase disaat tidak teliti. Dia mencontohkan, satu program pembangunan dengan nilai sekian puluh milyar. Merasa ada permainan, pembangunan itu tidak disetujui.

Kemudian, yang terjadi program itu namanya dirubah dan diusulkan kembali menjadi satu dengan program yang cukup banyak. Nilai nominal anggaran yang diajukan pun dikurangi.

"Contoh, misalnya program pengadaan air minum dihargai Rp 1 milyar tidak saya setujui, pada 2-3 minggu berikutnya diusulkan lagi program pengadaan air kendi, misalkan," bebernya.

Mendengar penjelasan itu, Akbar Faisal seketika tertawa. Kasus seperti itu menurut dia sudah menjadi penyakit di kebanyakan daerah. "Penyakitnya itu, di daerah lain juga terjadi," timpal Akbar Faisal.

Menurut Bupati Hanindhito penyakit seperti itu tidak bisa dibiarkan. Disisi lain, dia pun tak ingin karena tidak suka lantas langsung memanggil untuk melakukan mutasi dari jabatan. Cara semacam itu dinilai tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

"Penyakit seperti ini sudah harus dibedah. Ini sudah harus betul-betul dikasih tahu, bahwa kalau pola ini masih dilakukan maka yang bersangkutan akan saya ganti," tegasnya.

Dalam podcast itu, Akbar Faisal memaparkan data 10 kabupaten dengan daya saling berkelanjutan teratas dimana Kabupaten Kediri adalah kabupaten yang memiliki daya saing tertinggi diantara seluruh kabupaten di Pulau Jawa. Secara nasional Kabupaten Kediri berada di urutan keempat.