Kata Budi Gunawan, Urunan Bangun IKN Bentuk Gotong Royong

Budi Gunawan/ist
Budi Gunawan/ist

Rencana pemerintah membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan dana urunan harus dimaknai bijak.


Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Budi Gunawan, diskusi tentang sumber pendanaan pembangunan IKN Nusantara harus tetap dalam perpektif tujuan awalnya. Yaitu sebagai pusat pertumbuhan baru perekonomian nasional.

Pertumbuhan yang selama ini terpusat di Jawa harus diperluas ke kawasan lain. Kalimantan dipilih karena posisi dan potensinya yang ideal untuk tumbuh berkelanjutan.

“Pemindahan IKN ke kawasan yang relatif mentah tapi sangat potensial, ini berdasarkan visi ekonomi berkelanjutan. Tidak hanya dari aspek lingkungan hidup, tapi juga aspek pertumbuhan ekonomi. Potensi ini yang sedang dikelola pemerintah agar pada saatnya nanti dengan sendirinya akan menjadi mesin pertumbuhan secara berkelanjutan,” kata Budi kepada wartawan, Minggu (3/4).

Budi menuturkan, pemerintah tahun ini mulai membangun infrastruktur dasar KIPP. Dilanjutkan pembangunan Istana dan gedung-gedung pemerintahan. Sehingga pemindahan aparatur negara sudah bisa dilaksanakan bertahap hingga 2024.

Secara simultan pemerintah, melalui APBN, juga akan membangun infrastruktur dasar di seluruh kawasan IKN yang akan menjadi pemicu pembangunan berkelanjutan tadi.

“Pendanaan urunan masyarakat dalam pengertian filantropi atau sumbangan hanya sebagian saja, sebagai simbol gotong-royong bangsa mewujudkan ibu kota negaranya. Selebihnya, energi pertumbuhan IKN tetap berasal dari potensi ekonominya yang berkelanjutan,” jelasnya.

Urun dana masyarakat dalam perspektif ekonomi berkelanjutan, menurut Budi adalah skema pembiayaan campuran (blended finance) yang banyak diadopsi untuk menyukseskan proyek-proyek kolosal di berbagai belahan dunia. Skema ini tidak hanya mampu mengumpulkan modal yang besar tetapi juga bisa memberikan energi pertumbuhan yang sangat panjang karena mensinergikan banyak sumber daya untuk satu tujuan besar.