PT Medco Rakor Bersama Pemkab Bondowoso, Begini Target dan Dampaknya

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso yang dipimpin Wakil Bupati Irwan Bahtiar memenuhi undangan PT Medco Cahaya Geotermal, Kamis (14/4).


Pertemuan yang digelar di Kecamatan Ijen atau tepatnya di Arabica Homestay Kalisat, Jampit membahas bagaimana progres perkembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas.

Novianto, General manager PLTP Blawan Ijen menerangkan, pihaknya dalam agenda awal yang dimulai sejak 2011 tersebut sudah melaksanakan tahapan eksplorasi termasuk dengan administrasi perijinan pertambangan dari kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan saat ini melaksanakan tahapan ekploitasi pembangunan.

Saat ini, kata Novianto pihaknya akan mempersiapkan peralatan untuk pembangunan PTLP Blawan Ijen yang ditargetkan akan rampung dalam 2 tahun terkahir hingga tahun 2024.

"Setelah proses administrasi dan perijinan hingga kontrak selesai, kami dalam 24 bulan target produksi listrik kami akan dimulai," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Novianto juga menjelaskan mulai dari perekonomian, ketenagakerjaan, hingga pendapatan asli daerah (PAD) merupakan beberapa elemen yang menjadi tindak lanjutnya.

Setelah berproduksi inilah, Medco akan melakukan pembangunan mess karyawan, dan kantor di Bondowoso.

Dirinya menegaskan semua pembangunan ini akan dilakukan di Bondowoso. Menepis isu pembangunan yang disebut akan dilakukan di Banyuwangi.

Alasannya, untuk efektifitas karyawan agar tak jauh dari lokasi kerja pembangkit listriknya.

"Karena kegiatan pembangkit listriknya itu posisinya di Kawah Wurung. Tentunya karyawan, pihak yang bekerja itu harus berdekatan," imbuhnya.

Sementara terkait penyerapan tenaga kerja, kata pria akrab disapa Novi ini, terbagi menjadi dua. Yakni pekerja yang bekerja secara langsung, dan bekerja secara tak langsung.

Dicontohkannya, pekerja yang bekerja secara tak langsung dengan pembangkit saja untuk security sekitar 13-15 orang. Kemudian, operator 36 orang. Belum juga beberapa pengemudi.

Semua itu, merupakan warga yang berasal dari Bondowoso. Ke depan pun, pihaknya akan mengedepankan penyerapan tenaga kerja asal Bondowoso.

"Kalau saya bicara saat sudah berproduksi, ada operator, ada engineer, ada yang bekerja harian untuk pemeriksa di lapangan. Dan mereka juga akan memerlukan security, transportasi," terangnya.

Kehadiran pekerja, disebutnya juga berdampak terhadap perputaran ekonomi. Seperti, saat pengeboran saja sudah ada 300 orang yang tinggal di sekitar Kecamatan Ijen.

"Mereka (para pekerja, red) juga memerlukan makan. Kemudian disitu ada potensi mengkerjasamakan. Perputaran ekonomilah," tuturnya.

Adapun untuk APBD sendiri, jelas Novi, akan ada dana bagi hasil bonus produksi, dan pajak.

Dimana untuk bagi hasil produksinya sendiri, berdasarkan aturannya Pemerintah yakni besarannya 0,5 persen dari penjualan yang langsung dipotong oleh negara. Yang selanjutnya akan bagi hasil dengan daerah (sebagaimana aturan).

Bahkan, jika nantinya terbagi dalam dua kabupaten juga ada mekanismenya. Seperti yang terjadi saat ini di Bondowoso-Banyuwangi ini. Setelah dieksplorasi sendiri ternyata 60 persen pengerjaan di Bondowoso.

"Dan seperti sekarang yang terjadi kan sumur produksinya ada di Bondowoso. Pembangkitnya ada di Bondowoso. Lokasi sumber injeksinya di Bondowoso. Tentunya porsinya akan lebih besar," ujarnya.

Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat, mengatakan, semua hal ini nantinya akan diikat dalam perjanjia yang telah disepakati dengan PT. Medco Gheothermal Indonesia. Sehingga diharapkan setelah eksploitasi PAD Bondowoso akan meningkat.

"Nantinya tentunya sudah ada kesepakatan begitu (diikat dengan perjanjian)," ujarnya.

Ia pun menyebutkan, bahwa telah disepakati juga penyerapan tenaga kerjanya akan mengedepankan warga Bondowoso. Bahkan, mereka akan dididik menjadi tenaga profesional.

"Itu pihak Medco tadi sudah berjanji seperti itu. Nanti akan diikat dengan kesepakatan tenaga kerjanya dengan Dinas terkait. Akan dilakukan PKS," pungkasnya.