Pemerintah harus memberikan perhatian serius terhadap Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak sapi agar tidak meluas. Utamanya, menjelang Iduladha 1443 Hijriah di mana masyarakat akan berkurban.
- Antisipasi PMK, Daniel Rohi Usulkan Pembatasan Lalu-Lintas Hewan Di Perbatasan Jatim
- Mahasiswa FKH UNAIR Temukan Obat PMK dari Tanaman Kangkung Air
- Usai Terdengar Ledakan, Dua Bangunan di Jalan Asembagus Hangus Terbakar
Saat ini, tercatat ribuan sapi di 13 provinsi di Indonesia dinyatakan telah terjangkit penyakit PMK. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian pemerintah.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, penyakit menular pada hewan ternak sebenarnya bukan hal baru. PMK pernah menjangkit ribuan hewan ternak yang ada di Indonesia pada era tahun 1960an dan 1980an.
Tetapi, lanjutnya, kenapa kemudian penyakit ini muncul kembali. Itu sebabnya, dia meminta pemerintah untuk memberikan perhatian khusus terkait masalah PMK ini.
"Penyakit mulut dan kuku ini sudah pernah terjadi di Indonesia dan kita telah berhasil menangani persoalan wabah PMK ini. Mestinya kita sudah paham bagaimana penanganannya, pemeliharannya, termasuk soal vaksin," kata Muzani dalam keterangannya, Jumat (20/5).
Muzani mengatakan, para peternak sapi saat ini sedang dalam keresahan karena ancaman wabah PMK. Sebab, wabah ini datang di saat publik ingin merayakan Iduladha dan sapi menjadi hewan kurban yang digemari masyarakat.
"Kemunculan penyakit ini juga perlu ditelusuri agar kita bisa tahu apakah ini karena keteledoran dan ketidakwaspadaan kita karena tidak selektif mendatangkan hewan ternak sapi dari luar negeri, sehingga hewan itu menjangkit ternak kita di dalam negeri. Atau ada kemungkinan faktor-faktor lainnya," jelasnya.
Dikatakan Muzani, jika PMK ini tidak ditangani dengan tepat, dikhawatirkan akan mempernagruhi harga jual ternak saat Iduladha. Selain itu, masyarakat juga akan ragu untuk mengkonsumsi daging.
"Masalah ini akan berpengaruh terhadap harga jual sapi menjelang Iduladha, munculnya kekhawatiran mengkonsumsi daging sapi, serta penurunan ekspor daging dan produk-produk turunannya seperti susu, abon, dan frozen food lainnya karena ada kemungkinan produk kita di banned negara lain akibat persoalan wabah PMK ini," bebernya.
- Nobar Piala Asia U-23 di Gelora 10 November, Satpol PP Surabaya Kerahkan 427 Personel
- Pemprov-Kab/Kota Se-Jatim Raih WTP 2 Tahun Beruntun, Pj Gubernur Adhy: Motivasi Terus Tingkatkan Kinerja
- Pemkab Mojokerto Raih WTP 10 Kali Beruntun, Ada Tiga Catatan