Presiden Joko Widodo sudah tepat masih mempertimbangkan dan tidak serta merta menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi saat anggaran subsidi dilaporkan mencapai Rp 502 triliun,
- Soal Kenaikan Harga BBM, Jusuf Kalla: Itu Hal Biasa, Subsidi Sudah Terlalu Besar
- Harga BBM Naik, Driver Ojol Apresiasi Kenaikan Tarif
- Hari Ini PA 212 dan Ormas Islam Demo Menolak Kenaikan BBM di Istana Negara
Pasalnya, kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, kenaikan harga BBM subsidi, akan menyebabkan inflasi, kenaikan harga kebutuhan pokok tinggi, dan daya beli masyarakat yang akan menurun.
"Pak Jokowi sangat cermat melihat persoalan ini. Kami mengapresiasi dan menghormati Presiden Jokowi karena berhati-hati dalam mengambil keputusan apakah akan menaikan atau tidak BBM ini," kata Muzani dalam keterangannya dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (28/8).
Muzani mengakui, biaya subsidi BBM yang telah mencapai Rp 502 triliun bukanlah angka yang kecil.
"Angka ini sangat membebani APBN. Tapi Partai Gerindra sebagai kekuatan politik akan terus memperjuangkan kepentingan rakyat," tekannya.
Tetapi, lanjut Wakil Ketua MPR RI ini, menaikkan harga BBM bukanlah solusi untuk menekan biaya subsidi. Indonesia, diyakini dia, masih punya kemampuan ekonomi yang baik tanpa perlu menambah beban rakyatnya.
"Kami merasa jika negara masih memiliki kekuatan untuk tidak menaikan BBM dan keuangan negara kita masih mampu untuk menahan itu," tuturnya.
"Maka kami berharap BBM tidak dinaikan dan pemerintah mensubsidi rakyat-rakyat kecil, mensubsidi rakyat yang perekonomiannya pas-pasan," tutup Muzani.
- Tari Solah Kampung Pesilat Madiun Pecahkan Rekor MURI Dunia di Hardiknas 2024
- May Day 2024 di Jatim, Pj Gubernur Adhy Potong Tumpeng dan Komitmen Tindaklanjuti Tuntutan Buruh
- Ini Alasan Golkar Kota Madiun Tak Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota