Pengamat: Demokrat Harus Lebih Optimal Jalankan Peran Sebagai Oposisi

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku mendengar kabar ada tanda-tanda bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 akan diselenggarakan dengan tidak jujur dan adil, mendapat sejumlah reaksi.


Salah satunya adalah Dr Moch. Mubarok Muharam, Pengamat Politik dari  Univeritas Negeri Surabaya (Unesa). Menurut dia, Partai Demokrat harus lebih optimal jalankan perannya sebagai opsisi.

“Saya melihat Demokrat masih setengah hati menjadi partai oposisi,” terang Dr Moch. Mubarok Muharam.

Dr Mubarok yang juga Ketua Lembaga Transformasi (Letram) menilai Partai Demokrat ingin menaikkan posisi tawar dengan mengadakan Rakernas yang mendorong ketua umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju di Pilpres 2024. 

Apalagi pelaksanaan rakernas seiring dengan gerakan mahasiswa dan rakyat terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Ia melihat Demokrat belum memiliki koalisi yg  tetap untuk  persaingan di Pemilu dan Pilpres 2024 mendatang.

“Demokrat harus memiliki koalisi yang pas untuk capres-cawapres. Apalagi sejumlah tokoh nasional juga mulai muncul di permukaan melalui lembaga survai,” tandas Mubarok.

Mantan aktivis 98 ini, melihat badul politik menuju tahun politik 2024 akan semakin menghangat. Apalagi pernyataan pendiri Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono mesti turun gunung untuk menghadapi Pemilu 2024.

"Nampaknya Demokrat akan all out untuk mengawal percaturan pemilu dan pilpres 2024 mendatang. Hasilnya kita lihat saja,” urai dia.

Menjadi menarik koalisi yang akan dibangun Demokrat kemana. Sejauh ini, seni komunikasi politik Demokrat dengan Partai NasDem dan PKS sudah cukup membaik. Meski NasDem dan PKS belum menunjukkan bakal berkualisi ke partai politik mana.

“NasDem ini menarik, apakah mendukung partai penguasa, atau berkualisi dengan Demokrat dan PKS. Belum terlihat ke sana,” urai Mubarok.

Terkait potensi PDI Perjuangan yang berharap hetrik di Pilpres dan Pemilu 2024, bisa saja terjadi. Asal mesin politik PDI Perjuangan bekerja maksimal mengawal intruksi ketua umum, Megawati Soekarno Putri.

“PDI Perjuangan berharap di Pemilu 2024 kembali mendapat suara dukungan terbanyak,” urai dia.

PDI Perjuangan sebagai partai politik pro pemerintah, hingga kini belum memunculkan figur yang pas untuk Pilpres 2024. Kondisi ini, menurut  Dr Mubarok sangat wajar, karena PDI Perjuangan berharap kembali menang di kontestasi Pilpres 2024.

“Ada nama Puan Maharani, tetapi akankah itu menguntungkan PDI Perjuangan mendulang suara di Pilpres 2024. Termasuk nama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo,” urai Mubarok.

Mubarok menyebutkan, bisa saja PDI Perjuangan berkoalisi dengan Partai Gerindra, untuk mendorong Prabowo-Puan maju pilpres.

“Potensi pasangan capres-cawapres ini bisa menang,” urai dia.

Namun ia memprediksi, PDIP akan berhitung matang. Karena koalisi Prabowo-Puan, akan berpotensi mendongkrak suara Partai Gerindra di Pemilu 2024. “Ini yang masih membuat PDIP gamang,” prediksi mantan ketua PMII Surabaya.

Terkait upaya pemerintah ingin dua pasangan capres. Mubarok menyebutkan, upaya itu sah-sah saja.

“Yang penting melalui jalur hukum yang benar dan sesuai ketentuan,”  tandas dia.