Resmikan PLTS Atap 7.500 W di Ponpes Tarbiyatut Tholabah Lamongan, Gubernur Khofifah: Komitmen Pemprov Jatim Kembangkan Energi Baru Terbarukan

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebesar 7.500 W yang merupakan bantuan Pemprov Jatim di Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Desa Kranji, Kec. Paciran, Kab. Lamongan, Selasa (20/9).


Gubernur Khofifah mengatakan bahwa pembangunan PLTS Rooftop pada gedung-gedung pemerintah, sekolah, dan Pondok Pesantren menjadi bagian dari komitmen Pemprov Jatim dalam meningkatkan pemanfaatan sumberdaya EBT (Energi Baru Terbarukan). Hal ini juga  sejalan dengan Kebijakan EBT Tahun 2020-2025.

Tidak hanya itu, bantuan PLTS Atap sebesar 7.500 W ini menjadi komitmen Pemprov Jatim dalam mendukung berkembangnya energy ramah lingkungan (Green Energy). Hal ini sejalan dengan upaya mendukung Program G20 menuju Nett Zero Emission 2060. 

“Penggunaan PLTS ini tentunya sangat mendukung Penggunaan Energi Ramah Lingkungan/Clean Energy melalui penurunan faktor emisi karbon. Sehingga bumi menjadi bersih dan sehat, serta yang paling utama adalah meningkatkan perekonomian di Jawa Timur,” katanya.

Dengan terbangunnya PLTS Atap di Gedung Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah ini, Khofifah berharap dapat menjadi referensi bagi ponpes lain yang ada di Jatim untuk penggunaan EBT. Sekaligus sebagai wahana edukasi pembangkit listrik berbasis green energy yang merupakan energi masa depan.

“Bahwa Allah SWT telah memberikan sinar matahari kepada negara kita sepanjang tahun. Bahkan ada negara yang hanya tiga bulan mendapat sinar matahari. Untuk itu hal ini bisa kita memaksimalkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya,” katanya.

Menurutnya, potensi Energi Baru Terbarukan di Jatim sangat besar. Potensi EBT merupakan energi yang ramah lingkungan. Dimana terdapat potebsi energi sebesar  25.542 Mega Watt yang dapat digunakan untuk mengantikan energi listrik dari bahan bakar fosil, diantaranya Panas Bumi, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), PLTS, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), serta Pembangkit Listrik Sampah seperti di Benowo Surabaya. 

Untuk itu, Pemprov Jatim terus mengembangkan pembangunan EBT di sejumlah gedung baik di instansi pemerintahan, rumah sakit, maupun pondok pesantren di Jatim.

Beberapa Gedung Instansi dan Lembaga yang telah terbangun PLTS dengan anggaran pemerintah antara lain di Kantor-kantor pemerintah Provinsi Jawa Timur yaitu Dinas ESDM, Bappeda, Bakorwil, Kantor Pemkab. Serta juga di sejumlah RSUD milik Pemprov dan Pemkab seperti RSUD Sidoarjo, Madiun, Lumajang, RSMM Surabaya dan lain-lain. 

Sejumlah Pondok Pesanten di Jatim juga telah menggunakan PLTS. Seperti Madrasah Aliyah Trans Science Jombang, Ponpes Nurul Jadid Probolinggo, Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Asembagus Situbondo, dan Ponpes Al-Muslimun Temboro Magetan. 

“Selama ini sebagian besar sumber energi yang digunakan adalah berasal dari Bahan Bakar Minyak. Tentunya dengan adanya PLTS ini diharapkan ponpes ini akan ada efisiensi pengeluran untuk pembayaran listrik,” katanya.

Selain di Ponpes Tarbiyatut Tholabah, saat ini pengembangan PLTS Atap ini juga dilakukan di Ponpes Putri Al Lathifiyyah 1 Tambak Beras, Jombang.

Lebih lanjut menurutnya, berbagai upaya Pemprov Jatim dalam mendukung kebijakan Transisi Energy diantaranya dengan mengeluarkan beberapa peraturan daerah/Perda terkait penggunaan energi. 

Seperti Perda Rencana Umum Energi Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2019 tentang RUED  Provinsi beserta Pergub Nomor 6 Tahun 2020 tentang Juklak Perda RUED.

Kemudian Pergub Nomor 13 Tahun 2021 tentang insentif perhitungan dasar Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor berbasis Baterai (kendaraan listrik, insentif 90 %). 

Serta Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Implementasi Pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap pada Gedung Pemerintah dan Swasta, dan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 671/630/124.5/2022 tentang Himbauan Penggunaan Kendaraan Listrik dan Kompor Induksi.

Sebagai informasi, capaian bauran energi terbarukan Jawa Timur Tahun 2021, saat ini sebesar 6,72 % setara 1270 MW dan melebihi target 6,5 %. Kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang sedang dilaksanakan PLTM Sumber Arum 2 ( 3 MW ), PLTM Bayu (3,6 MW) di Banyuwangi, kemudian Kanzi I di Purwodadi, Pasuruan, yang diharapkan bisa menerangi 2.000-3.000 rumah berkapasitas 2,3 MW. 

Untuk pengembangan PLTS Atap dan Kepulauan telah terbangun ± 43,8 MW sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah telah terbangun 10,65 MW di Benowo, Surabaya serta PG Pesatren, Kediri dan Asembagus Situbondo sebesar 32 MW.

Tak hanya itu, Jawa Timur juga memiliki banyak potensi energi terbarukan. Antara lain energi air (1.667 MW), energi angin (7.907 MW), energi  panas bumi (diprediksi  mencapai 1.012 MW), energi gelombang laut (1.200 MW), energi surya (10.335 MW), dan biomasa (3.421 MW), Total potensi EBT 25.542 MW, jika dibandingkan dengan total terpasang Pembangkit Listrik PLN di Jawa Timur saat ini 10.132 MW. 

Serahkan Program Perlindungan Sosial Dampak Inflasi dan Kenaikan BBM

Setelah sebelumnya menyerahkan program perlindungan sosial di Kab. Jember dan Bondowoso, kali ini Gubernur Khofifah kembali menyerahkan secara simbolis program perlindungan sosial penanganan dampak inflasi dan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kab. Lamongan.

Di Ponpes Tarbiyatut Tholabah ini Gubernur Khofifah secara simbolis menyerahkan beberapa program perlindungan sosial yakni program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) kepada 5 orang, program Pembebasan Pokok Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 100% untuk Pengemudi Mikrolet 5 orang dan ojek online (ojol) sebanyak 5 orang.

Tidak hanya itu, orang nomor satu di Jatim ini turut menyerahkan secara simbolis bantuan paket untuk pencegahan stunting kepada 10 orang anak, Bantuan Sosial Untuk Nelayan Sebanyak 50 orang, serta bantuan beasiswa pendidikan bagi siswa MTs dan MA. 

Total bantuan bagi Nelayan di Lamongan ini sendiri berjumlah 1.706 nelayan dimana di Paciran berjumlah 1.206 orang.

“Mudah mudahan bantuan ini bisa membantu meringankan beban panjenengan. Untuk nelayan ini sebenarnya kuotanya besar tapi verifikasinya yang agak susah. Jadi mohon disampaikan ke teman-teman sesama nelayan bila ada yang belum memperoleh bantuan nanti agar dilakukan verifikasi,” kata Khofifah.

Sementara itu, salah satu nelayan Paciran penerima bantuan sosial ini yakni Sapuan (64 tahun) mengaku bahagia dan bersyukur mendapatkan bantuan sosial ini. 

Menurutnya, pendapatannya sehari-hari sebagai nelayan hanya cukup untuk makan. Untuk itu ia menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Khofifah atas bantuan yang ia terima.

“Sehari-hari pendapatan bersih saya sebagai nelayan sekitar Rp. 20.000 - 50.000, jadi ya pas-pasan. Jadi adanya bantuan ini benar-benar sangat membantu bagi saya. Maturnuwun Bu Gubernur semoga banyak rezeki,” kata pria yang sudah menjadi nelayan sejak umur 18 tahun ini.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah turut meresmikan aula Ponpes Tarbiyatut Tholabah. Ia berharap adanya aula ini dapat memberikan manfaat yang besar dan barokah untuk para santri dan perkembangan pesantren ke depannya.