Kedatangan Firli ke Papua Bukti KPK Humanis dan Independen Tangani Dugaan Korupsi Lukas Enembe

Ketua KPK Firli Bahuri/RMOL
Ketua KPK Firli Bahuri/RMOL

Pengakuan kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Aloysius Renwarin bahwa Ketua KPK Firli Bahuri datang ke Papua atas perintah Presiden Joko Widodo dikritik oleh aktivis kemanusiaan Natalius Pigai.


Pigai mengatakan, kedatangan Firli Bahuri dan tim KPK ke Papua tidak mungkin atas perintah Jokowi. Sebab, kebijakan pimpinan lembaga antirasuah itu bersifat kolektif.

Tujuannya, kata Pigai, untuk penerapan aspek formil secara asimetris sebagai lembaga penegak hukum yang bertugas memberantas korupsi.

"Itu (datang ke Papua (kebijakan pimpinan PK secara kolektid untuk penerapan aspek fomril secara asimetris sebagai salah satu kebijakan progresif," demikian kata Pigai melalui laman Twitter pribadinya.

Dalam pandangan Pigai, apa yang dilakukan KPK datang ke Papua dengan dipimpin Firli Bahuri, membuktikan KPK telah bekerja humanis, profesional dan independen.

Mantan komisioner Komnas HAM ini menganalisa, sikap humanis dan independen itu yang selama ini kerap diabaikan.

"Humanis, profesional tetapi juga ndependin. Apresiasi karena hal itu yang diabaikan selama ini," pungkas Pigai.