Bermula dari gagasan orisinal yang menjadi salah satu putusan pada Muktamar ke-46 2010 di Yogyakarta dan Muktamar ke-48 2022 di Kota Solo, Jawa Tengah, “Islam Berkemajuan" telah menjadi identitas Muhammadiyah.
- Fraksi Partai Demokrat DPRD Jatim Sepakat Lanjutkan Duet Khofifah-Emil Dua Periode
- Pemerintah Pekak Badak, Tajam ke Bawah dan Tumpul ke Atas
- Tokoh NU Berpotensi jadi Cawapres Ganjar
Demikian ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Redaksi, Sabtu (1/4).
"Islam Berkemajuan sudah menjadi identitas kita (Muhammadiyah)," tegas Haedar.
Haedar menuturkan, topik utama "Islam Berkemajuan" ini merupakan lanjutan dari gagasan "Risalah Islam Berkemajuan" yang dibahas pada Muktamar ke-48 2022 di Kota Solo. Termasuk juga pada Muktamar ke-46 (2010) di Yogyakarta.
Menurut Haedar, secara historis, gagasan Islam berkemajuan tersebut diambil dari kata yang paling sering diucapkan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Bahkan, dari beberapa literasi menunjukkan adanya istilah kemajuan. Sebab, tujuan Muhammadiyah adalah untuk memajukan Islam.
"Dalam sejarah tercatat bahwa Kyai Dahlan sering mengucapkan kata berkemajuan dalam bahasa Jawa. Dalam sebuah pidato iftitah yang tertulis, terdapat istilah pimpinan dan pemimpin kemajuan Islam," kata Haedar.
"Dari pidato tersebut menunjukkan bahwa Kyai Haji Ahmad Dahlan berharap orang Muhammadiyah menjadi pemimpin kemajuan Islam, sebagaimana Islam yang sejatinya pernah membawa kemajuan peradaban," imbuhnya.
Selain itu, kata berkemajuan juga terdapat dalam makalah di perpustakaan kantor Majalah Suara Muhammadiyah yang salah satu isinya tentang keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah.
Dalam tulisan ini disebutkan bahwa salah satu ciri masyarakat Islam yang sebenarnya adalah berkemajuan.
“Kesimpulannya, kata berkemajuan, kemajuan, maju, itu sudah melekat dengan kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah. Sehingga jejak yang sahih ada pada Muhammadiyah. Muhammadiyah lahir sebagai Islam Berkemajuan,” urainya.
Ditambahkan Haedar, para Ketua Muhammadiyah di masa lampau juga selalu memperkenalkan istilah kemajuan.
"Pendiri Muhammadiyah dan Muhammadiyah, gagasan dan pemikirannya yang sangat maju," ujarnya.
Atas dasar itu, Haedar juga mengajak warga persyarikatan untuk bersyukur atas nikmat Allah SWT dan jejak para tokoh Muhammadiyah.
Oleh karena gagasan Islam Berkemajuan tersebutlah, Muhammadiyah dan Aisyiyah menjadi gerakan yang besar di masa sekarang.
- Touring 'Tiga Jari' Ganjar-Mahfud Berlanjut Hingga ke Norwegia
- Ribuan Pegawai Terancam PHK, PKS: Rezeki Diatur Tuhan, Bukan Pemilik Holywings
- Fokus Prabowo-Gibran Rangkul Rakyat Ketimbang Kompetisi dengan Paslon Lain