Oegroseno Khawatir Kemenpora Berubah Dalam Menentukan Atlet Tenis Meja

Ketua Umum PP PTMSI Oegreseno/Ist
Ketua Umum PP PTMSI Oegreseno/Ist

Timnas tenis meja Indonesia melalui PP PTMSI akhirnya memberangkatkan 4 atlet dan seorang pelatih ke SEA Games 2023 Kamboja. 


Ketua PP PTMSI Oegroseno mengakui telah memberangkan empat atlet dan satu pelatih untuk perhelatan olahraga paling bergengsi di Asia Tenggara tersebut. 

"Ya, tadi pagi kami berangkatkan ke Kamboja, target kami dia medali emas," kata Oegroseno kepada awak media di kantornya, Rabu (10/5).

Keempat atlet PP PTMSI yang telah mendapat surat keputusan (SK) KOI/INA NOC masing-masing Rafanael Nicola Niman, Hafidh Nuur Annafi, Novita Widarahman dan Siti Aminah. Mereka didampingi seorang pelatih Agus Predi Pramono. 

Oegroseno mengungkapkan, jelang keberangkatan ke Kamboja atlet tenis meja menuai banyak keanehan. Hal ini tentunya membuat Federasi yang sah PP PTMSI bingung dan bertanya-tanya.

"Semula kita persiapkan Atlet melalui final review dengan Tim KSD KOI dan disepakati ditunjuk 3 atlet putra dan 3 atlet putri serta 2 pelatih. Setelah dibuatkan long list dan entry by name, maka komposisi atlet berjumlah 3 orang atlet putra dan 3 orang atlet putri, 2 pelatih dan 1 manager. Setelah Tim KSD KOI rapat dengan Deputi 4 Kemenpora RI, terjadi perubahan dan hanya diberangkatkan 2 atlet putra dan 2 atlet putri serta 2 pelatih. Tiba-tiba muncul surat dari Plt Asisten Deputi Olahragawan Andalan, Kemenpora. Dr. Budi Ariyanto Muslim yang mengurangi jumlah atlet dan menggantikan sebagian atletnya dan pelatihnya," ujar mantan Wakapolri Ini.

Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar kepada institusi pemerintah Kemenpora melalui Deputi IV, mengapa beberapa perubahan begitu cepat terjadi hingga atlet merasa bingung dan menganggu kesiapan mental atlet itu sendiri. 

Selain itu, Manager Tenis Meja juga ditunjuk langsung oleh Kemenpora, padahal yang lebih berwenang  Manager dari cabor karena paham dengan atletnya itu sendiri. 

"Yang paling menghawatirkan, melalui KOI langsung mengirimkan surat ke organisasi tertinggi tenis meja dunia yaitu Internasional Table Tennis Federation (ITTF).  Padahal kita sudah meminta untuk penambahan atlet dan pengganti atlet," ujarnya.

Oegroseno menambahkan bahwa dengan adanya perubahan ini, pihaknya pesimis dapat meraih medali emas.

"Target dua emas untuk cabang tenis meja akan semakin sulit diraih karena berbagai keterbatasan. Selain itu jumlah nomer yang dipertandingkan semakin kecil kuantitas. Pasalnya atlet hanya 2 putra dan 2 putri serta tidak mengambil peluang emas di event beregu, sehingga ini akan menjadi kendala perolehan medali emas," demikian Oegreseno.