Santri dan Challenge Masa Depan

Nur Khalis/Ist
Nur Khalis/Ist

TANGGAL 22 Oktober dipilih sebagai Hari Santri karena terinspirasi dari fakta historis Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang dicetuskan oleh KH Hasyim As’ari sebagai momen khusus bagi bangsa Indonesia. Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 22 Oktober 1945 tentara NICA (Netherland Indian Civil Administration)  yang dikenal sebagai agresi sekutu terjadi setelah dua bulan pasca deklarasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Dari hasil komunikasi intens antara presiden Soekarno dan KH. Hasyim As’ari dalam mencari jalan keluar perjuangan yang tergangu oleh agresi sekutu itu lahirlah fatwa resolusi jihad yang makna substantifnya bahwa melawan penjajah adalah wajib, termasuk memerangi mereka yang membantu kekuasaan asing yang menjajah Indonesia yang dalam bahasa pesantren disebut “Cinta tanah air adalah bagian dari iman” (Hubbul Wathon minal iman).

Merujuk tema Hari Santri Nasional tahun 2023 yang mengambil tema “Jihad Santri Jayakan Negeri” yang diumumkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai pengingat akan fakta sejarah bahwa santri memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan NKRI. Demikian juga secara kontekstual  bisa dimaknai sebagai potret situasi, prediksi dan challenge bagi santri dimasa depan.

Penguatan Aswaja

Memasuki pesta demokrasi 2024 santri mempunyai peran strategis untuk menghantarkan pemilu 2024 berkualitas dan bermartabat. Mengacu pada sejarah pemilu sebelumnya, seringkali pesta demokrasi lima tahunan ini berubah menjadi pesta ambisi para elit politik dengan menggunakan segala cara yang tidak bermartabat dan sering merusak tatanan kebangsaan demi memperoleh kekuasaan yang ujung-ujungnya tidak mampu memberikan kesejahteraan dan keadilan kepada masyarakat.

Maka peran santri dalam mengawal pemilu 2024 merupakan momentum dalam menjaga  ke- Indonesiaan yang multi etnis, multi budaya dan multi agama melalui penguatan Aswaja  yaitu membumikan sikap yang tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), ta’adul (adil) dan tasamuh (toleran) sebagai prinsip sikap keberagaman yang disebut dalam Al Qu’an sebagai umat moderat (ummatan wasathan) dan bentuk umat yang digambarkan dalam Al Qur’an sebagai Khoiru Ummat (sebaik-baik masyarakat). Sebagai jalan afirmatif santri dalam mengawal pesta  demokrasi 2024 yang damai, berkualitas dan bermartabat.

Terwujudnya pemilu 2024 yang berkualitas dan bermartabat adalah bagian tanggung jawab santri sebagai mundzirul qaum yaitu generasi yang terdidik dan pelopor persatuan yang humanis baik dalam gerakan dakwah amar makruf nahi munkar maupun dalam gerakan sosial kemasyarakatan.

Momentum politik tahun depan peran santri sangat strategis dalam memberikan keteladanan dan menghadirkan kesejukan dan kerukunan dalam dakwah politik maupun dalam gerakan kemasyarakatan sebagai aktualisasi nilai-nilai kesantrian dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Edukasi politik santri menuju pemilu 2024 yang ditopang oleh nilai-nilai Aswaja baik dalam dakwah secara langsung maupun melalui media sosial bagi santri akan memberikan dampak besar dalam penguatan demokrasi Indonesia dan akan bermuara bagi lahirnya pemimpin-pemimpin pilihan rakyat yang berkualitas dan berkomitmen untuk menghadirkan rasa aman, soliditas dan solidaritas dalam persatuan, kebahagian, kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Challange  dan Tantangan Masa depan

Kedepan Indonesia akan menghadapi banyak tantangan. Melalui Hari Santri Nasional 2023, momentum strategis Santri mengambil peran dan  terus istiqomah membangun keunggulan akhlak, keunggulan sumber daya manusia dan pengetahuan agama yang kuat (tafaqquh fiddin). Kuatnya karakter santri itu harus dibarengi dengan penguasaan ilmu, kecerdasan intelegensia dan teknologi, responsif dan adaptif terhadap perubahan zaman, serta berperan dalam perjuangan kesejahteraan dan keadilan.

Dengan memegang teguh pradigma santri  al muhafdzatu ‘ala qodiimil sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah  (memelihara yang lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik). Maka Santri akan terus ikut andil dan ikut serta dalam memastikan Indonesia menjadi  bangsa yang maju dengan ilmu-teknologi dan akhlakul karimah.

Jihad santri dimasa kini dan masa depan dituntut berjuang dan berjihad dengan sungguh-sungguh untuk mengembangkan diri sekaligus berkontribusi, menguatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia yang lebih sejahtera, serta menjaga ukhuwah islamiyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah wathoniyah. Hal tersebut bertujuan untuk menjunjung tinggi persatuan dalam kebhinekaan, menjamin tatanan hidup bermasyarakat yang damai, dan selalu menjaga kemuliaan hidup dengan selalu bertakwa.

Penguasaan teknologi menyambut bonus demografi 2045 merupakan tantangan bagi santri yang harus disiapkan dari sekarang.  Karena teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan hampir semua kalangan masyarakat.  Dengan melek teknologi informasi, akan memudahkan bagi santri dalam melakukan jihad intelektual (fikrii), jihad politik (siyasi) dan jihad ekonomi (iqtisodi).

Jihad melawan kebodohan dan ketertinggalan dan mengambil peran sebagai pelopor perubahan diera transformasi digital merupakan pangilan mutlak bagi santri. Kepeloporan santri dengan berdiri di depan memberikan pencerahan dalam ruang-ruang digital dalam melakukan penguatan literasi beragama yang moderat dan bermuara pada prinsip Islam rahmatan lilalamin. Santri harus menjadi candradimuka  dalam mensyiarkan  Islam rahmatan lil ’alamin. Melalui ajaran Islam yang ramah, dengan pesan moral dan kesantunan dan peduli kepada sesama, memberi, mencintai dengan penuh keikhlasan dan keluhuran budi pekerti.

Dengan peran  santri dalam menghadirkan Islam sebagai agama yang inklusif menentang penjajahan yang mengganggu ketertiban berbangsa dan bernegara. Sehingga momen hari santri nasional ini tidak sekedar menjadi ceremonial tahunan tapi  mampu menghadirkan spirit keberagamaan yang toleran dan egalitarian dalam kebhinekaan sebagai benteng peradaban dari kehancuran ideologi  bangsa ini dan pelopor penguatan jati diri bangsa ini dari ancaman disentegrasi.   

Demikian juga tantangan santri dimasa depan adalah ketidakpastian ekonomi global sehingga santri harus menjadi inisiator kebangkitan pengusaha (Nahdlatut Tujjar). Melalui penguatan enterpreneur talent santri dan kemampuan membaca peluang dimasa depan, sehingga visi menguatkan ekonomi umat untuk  kesejahteraan, mengurangi kemiskinan dan pengangguran akan menciptakan kemandirian yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang berbasis pada nilai-nilai agama, kompetensi- inovasi dan digitalisasi. Jihad ekonomi yang digerakkan dari bawah oleh santri sebagai inisiatornya akan menjadi arus kekuatan ekonomi baru ditengah situasi ekonomi umat yang terus mengalami tekanan ekonomi global.

Oleh karena itu, santri harus kuat secara ekonomi, intelektual dan kuat bangunan basis sosialnya serta harus punya niat yang diikhtiarkan dan diperjuangkan untuk menempati posisi-posisi kepemimpinan strategis nasional dan internasional. Peran strategis itu harus diambil oleh santri sebagai sarana pengabdian untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan dan perdamaian dunia.

Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023

Jihad Santri Jayakan Negeri.

*Penulis Ketua Satkar Ulama Surabaya.