Kiai Kampung se Indonesia Bakal Kumpul di Jatim, Capres Cawapres Akan Didatangkan

Kiai Kampung
Kiai Kampung

Pemilihan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres Cawapres) di Pilpres 2024, nampak sudah semakin dekat.


Saat ini para calon mulai gencar mendekati ulama dan kiai demi menarik suara pemilih Islam yang sebagian besar tinggal di perdesaan. 

Selain itu, Jami'iyah Lil Maslahatil Ummah akan mengajak pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 untuk berdialog dengan kiai kampung se-Indonesia. 

Kegiatan bertajuk Mujadalah Kiai Kampung Se Indonesia dan akan diselenggarakan di Malang, Jawa Timur pada 18 November 2023.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Marsudi Syuhud yang juga pengarah kegiatan menyatakan pihaknya telah berdialog dengan kiai Kampung yang selama ini hanya menjadi target market untuk mencari voters. 

Hasil dialog, ia mengaku jadi tahu apa yang dipikirkan dan diharapkan kiai-kiai kampung.

"Kiai Kampung ini punya pondok pesantren yang kalau dibawah NU sekitar 26 ribu itu santrinya sekitar 6 juta sampai saat ini. Nah mengharapkan Undang-Undang Pesantren yang sudah ada mestinya pun harus segera dibumikan sehingga di sana ada hak pesantren yang tidak saja hak itu munculnya atau dapat dari pemerintah pusat tapi juga sampai pemerintahan daerah,"ujar Marsudi, seperti dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jum'at (3/11).

Menurutnya, kalau selama ini banyak daerah yang belum melaksanakan dan mengimplementasikan undang-undang pesantren itu.

"Padahal pesantren masyarakat yang mandiri jadi tidak sekedar hanya ketika dibutuhkan saja kiai-kiai itu didatangi tapi programnya pun harus datang ke sana," ujarnya.

Marsudi menyampaikan, pernyataannya ditujukan untuk semua calon presiden dan calon wakil presiden yang akan memimpin Indonesia.

"Keinginan kami nanti satu per satu kalau tidak bisa kumpul kita akan mengadakan diskusi dan mengadakan dialog share idea antara kiai Kampung dengan calon-calon presiden dan calon wakil presiden,"tambah dia.

Marsudi juga mengharapkan pemilu berjalan luber jurdil atau langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil di tengah panasnya tensi politik

Ia meminta agar semua pihak menjaga kebersamaan keberlangsungan pemilu ini jangan sampai agenda 5 tahunan yang sudah disepakati menjadi undang-undang tidak terlaksana dengan baik terlaksana.

"Harapan harus terlaksana dengan baik bisa memilih pemimpin. Karena memilih pemimpin di ajarannya para kiyai di pondok pesantren hukumnya fardu. Memilih presiden hukumnya fardu maka diharapkan untuk bangsa Indonesia jangan ada yang golput," ujar dia.

"Jangan ada fitnah diantara mereka, jangan ada hoaks, jangan ada caci-maki jangan ada perbuatan yang melanggar hukum bersama-sama kita hormati untuk pemilu ini bisa berjalan dengan baik," ungkapnya

Sementara itu pembina Jami'iyah Lil Maslahatik Ummah, Najib Salim Attamimi, menyatakan kiai kampung se-Indonesia menyoroti beberapa hal. 

Pertama, terkait rendahnya dukungan pemerintah terhadap petani dan kemajuan di sektor pertanian.

"Ketimpangan antara desa kampung dengan perkotaan, segala macam yang kami soroti. Petani kesulitan memperoleh pupuk dan harga jual produk pertanian murah," ujarnya.

Kedua, soal perbedaan kualitas pendidikan untuk warga desa di pondok pesantren. 

Kiai Kampung menginginkan persamaan perlakuan dengan sekolah negeri maupun sekolah perkotaan. 

Karena mereka menganggap anak di desa juga warga negara Indonesia.

Ketiga, adanya ketimpangan pelayanan kesehatan akibat rendahnya kualitas fasilitas kesehatan di pedesaan.

"Menyangkut layanan kesehatan baik ke desa maupun ke kota. Kalau di kota lebih banyak rumah sakit tapi kurang dapat pelayanan baik. Padahal masyarakat sudah bayar asuransi BPJS. Mungkin dibuat aturan agar dapat pelayanan setara sesama masyarakat," ujar dia.

Najib menandaskan, kiai-kiai Kampung akan menyampaikan aspirasi secara langsung ke capres-cawapres Pemilu 2024. 

Ada tiga isu yang menjadi prioritas nantinya ketika akan bertemu dengan Kiai Kampung itu. Isu tersebut yaitu kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan 

"Kita sudah lakukan diskusi bertahap dari seluruh Indonesia bahas itu. Kita melihat kita sampaikan dalam bentuk resolusi wujud orangnya juga suruh ngomong sendiri ke calon presiden," ujar dia.

Najib berharap ada intervensi dari presiden maupun wakil presiden untuk memperbaiki masalah-masalah itu. 

Najib mengungkit kembali eksistensi kiai Kampung pada 2004 silam.

"Zaman Pak SBY-JK Kita mencoba memberikan kesempatan kiai-kiai Kampung menyampaikan permasalahan ril di perdesaan agak lumayan ditanggapi presiden terpilih dan wakil presiden Jusuf Kalla waktu," ujar dia.

Pengarah Mujadalah Kiai Kampung yang Ketua Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi mengungkapkan akan menagih komitmen dari capres dan cawapres. 

Menurut Hendardi, kiai kiai Kampung merupakan satu komunitas yang mesti diperhitungkan selama ini di dalam setiap pemilu maupun pilkada.

Hendradi mengungkapkan ada 200 kiai turut terlibat dalam dialog bersama pasangan capres-cawapres. 

Mereka yang hadir merupakan representasi dari kyai kampung di seluruh Indonesia.

"Kemudian ini seperti tadi disampaikan akan diselenggarakan untuk satu waktu capres cawapres hadir kalau tidak bisa digilir. Kita rencanakan dilaksankan Di malang jawa timur, tanggal 18 November ini. Dan kita masih nunggu komitmen dari yang lain hadir kapan untuk itu," tandas dia.

Jami'iyatul Ulama Lil Maslahatil Ummah (Perkumpulan Ulama untuk Kemaslahatan Umat) adalah organisasi sosial keagamaan yang berdiri di Pandaan Pasuruan Jatim sejak tahun 2004 dan dipimpin oleh Syech Najib Salim At-Tamimi. 

Organisasi ini bergerak dalam berbagai kegiatan keagamaan dan membina Yayasan Al Hasanah yang mengelola lembaga pendidikan Islam di Suko Kecamatan Maron Probolinggo Jawa Timur.