Laporan dari Program Pangan Dunia (WFP) menyebut bahwa 100 persen penduduk Gaza saat ini kekurangan makanan akibat perang militer dan blokade Israel.
- Israel akan Tetap Serang Lebanon, Meski Gencatan Senjata di Jalur Gaza Tercapai
- Rumah Sakit di Gaza Kembali Diserang Israel
- Mengadili Israel, Mungkinkah?
Direktur Keadaan Darurat WFP, Kyung-nan Park, mengatakan bahwa sebelum perang meletus pada 7 Oktober, 30 persen penduduk Gaza telah dinyatakan dalam kondisi rawan pangan.
Namun, setelah lebih dari sebulan konflik militer berlangsung, WFP dapat memastikan bahwa jumlahnya terus meningkat bahkan seluruhnya dinyatakan kesulitan mengakses makanan.
"Kami dapat mengatakan bahwa 100 persen penduduknya mengalami kerawanan pangan saat ini," ungkap Kyung-nan, seperti dimuat Arab News pada Sabtu (11/11).
Dia mengatakan WFP membutuhkan 112 juta dolar AS untuk dapat menjangkau 1,1 juta orang di Gaza dalam 90 hari ke depan.
“Mereka menghadapi risiko kekurangan gizi,” kata Kyung-nan.
Selain pendanaan, menurut penuturan Kyung-nan, WFP juga memerlukan akses reguler ke Gaza dan akses yang aman saat berada di dalam agar dapat menjangkau orang-orang yang membutuhkan.
Kyung-nan menceritakan bahwa anggota staf WFP di Gaza sendiri tidak punya cukup makanan.
"WFP dulu bekerja sama dengan lebih dari 23 toko roti di wilayah padat penduduk, namun hanya satu yang masih berfungsi karena kekurangan bahan bakar dan pasokan, kata Kyung-nan.
Sejak perbatasan Rafah dibuka pada 21 Oktober lalu, jumlah rata-rata harian truk yang menyeberang ke Gaza kurang dari 19 persen dibandingkan sebelum konflik.
Bantuan kemanusiaan itu baru diterima warga Gaza pekan ini, padahal krisis kemanusiaan akibat serangan rudal Israel telah terjadi sejak awal Oktober lalu.
- Tak Hanya Daftar Pilwali di PDIP, Eri Cahyadi Bakal Merapat di PKB dan Parpol Lain
- Jelang Pilkada 2024, Ketua DPD NasDem Gresik Diganti
- Kenali Gejala Tertular Flu Singapura, Dinkes Surabaya Imbau Masyarakat Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat