Peran Media Menangkal Disinformasi Jelang Pemilu 2024

Keterangan foto: Kegiatan Media Gatering, kolaborasi Bawaslu propinsi jatim dengan awak media untuk meningkatkan pengawasan partisipatif pemilu 2024 di hotel Majapahit Surabaya/RMOLJATIM
Keterangan foto: Kegiatan Media Gatering, kolaborasi Bawaslu propinsi jatim dengan awak media untuk meningkatkan pengawasan partisipatif pemilu 2024 di hotel Majapahit Surabaya/RMOLJATIM

Media massa/media online harus menjadi bahan klarifikasi serta juru tengah informasi yang tersebar, sehingga, tidak dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab seperti ulah buzzer. 


Demikian disampaikan Direktur Media Kernels Indonesia (Drone Emprit ) Ismail fahmi saat menjadi narasumber Media Gatering, kolaborasi Bawaslu propinsi jatim dengan awak media untuk meningkatkan pengawasan partisipatif pemilu 2024 di hotel Majapahit Surabaya, Selasa (5/12). 

“Media massa ataupun media online harus menjadi penangkal hoaks,’’ kata Ismail Fahmi dikutip Kantor Berita RMOLJATIM. 

Dalam acara tersebut, Fahmi menunjukkan percakapan terbaru terkait format debat Cawapres 2024 yang informasinya akan dihilangkan. 

Melalui peta Analisa Teks dan Sosial Network Analysis (SNA) terkait topik debat Cawapres. Tampak sangat besar volume percakapannya. Volume paling besar dari data yang dikumpulkan  beberapa hari terakhir berasal dari klaster Pro Anies, kalangan akademisi/netral, lalu Pro Ganjar. 

Lalu Dimanakah peran media massa ataupun media online. Media online dalam peta SNA tampak berada ditengah-tengah. Artinya media online menjadi referensi percakapan dari semua klaster. Ini menunjukkan pentingnya peran media sebagai juru tengah informasi. Media bisa mengarahkan percakapan di media sosial. 

"Media online berada di tengah, menjadi referensi percakapan dari semua klaster. Ini menunjukkan pentingnya peran media sebagai juru tengah informasi. Media bisa  mengarahkan percakapan di media sosial. Oleh karena itu, media harus hati-hati dalam membuat berita," pungkas Fahmi. 

Sebelumnya Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu yang juga diundang menjadi narasumber menghimbau Media harus tetap menjaga netralitasnya menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.