Ribuan Anak-anak dan Wanita Tewas, PPJT Dukung Aksi 300 Pengacara Dunia Bawa Israel ke Mahkamah Internasional

Ketum PPJT Syarifudin Rakib SH MH (Jas Coklat) bersama Kapten (TNI AL) Rangga dan Crew di depan Helikopter Panther AS 565 HBe HS 1305 satuan Skuadron Udara 100 Wing Udara 2 sebelum diberangkatkan ke Lebanon/Ist
Ketum PPJT Syarifudin Rakib SH MH (Jas Coklat) bersama Kapten (TNI AL) Rangga dan Crew di depan Helikopter Panther AS 565 HBe HS 1305 satuan Skuadron Udara 100 Wing Udara 2 sebelum diberangkatkan ke Lebanon/Ist

PPJT (Persaudaraan Pengacara Jawa Timur) memberikan sorotan tajam atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina. Bahkan, organisasi lintas OA (Organisasi Advokat) dan lintas iman ini mengecam keras atas invasi Israel yang banyak menelan korban jiwa dari warga sipil, terlebih lagi dari kalangan anak-anak dan wanita.  


Kini, sedikitnya 15.207 warga sipil telah dinyatakan meninggal dunia. Dan, korban dipastikan akan terus meningkat. 

Data Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, 70 persen dari 15.207 korban jiwa warga sipil adalah anak-anak dan wanita. Tepatnya, 10.644 anak-anak dan wanita dinyatakan meninggal akibat serangan Israel ke wilayah Palestina, Jalur Gaza. 

Sementara, 40.652 penduduk sipil Palestina yang bermukim di Jalur Gaza juga mengalami luka-luka. "Untuk itu, kami PPJT, organisasi lintas OA dan lintas iman mengecam keras invasi Israel ke Jalur Gaza. Karena perang ini banyak menelan korban jiwa dari warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita," tegas Ketua Umum PPJT, Syarifudin Rakib SH MH dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (10/12).

Menurut Syarifudin, invasi Israel ke Jalur Gaza ini, sangat berbeda dengan perang Rusia-Ukraina. Karena yang menjadi sasaran invasi Israel bukan lagi pangkalan militer. Melainkan tempat-tempat pemukiman warga sipil, termasuk rumah sakit dan fasilitas medis lainnya. Sehingga, pelayanan kesehatan di Jalur Gaza menjadi lumpuh total.  

Bahkan sejumlah rumah sakit kini menjadi sasaran pengeboman militer Israel. 280 petugas kesehatan meninggal dunia. Sedangkan 31 petugas kesehatan lainnya ditangkap dan disiksa. 

"Ini yang menggugah reaksi dunia, termasuk kami para advokat," kata Syarifudin.

Bahkan bantuan Indonesia dicurigai Israel, kata Syarifudin, bantuan berupa rumah sakit apung milik Indonesia yang berada di perairan Jalur Gaza. 

"Padahal rumah sakit apung milik Indonesia ini sudah diubah total cat warna putih dengan logo palang merah, tidak berwarna abu-abu tua. Untuk menghilangkan kesan militer. Kapal akhirnya menjadi pelayanan kesehatan Internasional atau rumah sakit apung. Kecurigaan tentara Israel dalihnya di dalamnya ada senjata, padahal cukup jelas rumah sakit apung itu hanya ada peralatan medis," ungkap Syarifudin yang juga Ketua DPC PERARI  (Perkumpulan Pengacara Indonesia) Sidoarjo ini. 

Untuk itu, Syarifudin meminta, agar invasi Israel ke Jalur Gaza segera dihentikan. Sehingga, tidak terjadi aksi genosida terhadap anak-anak dan wanita.

Selain itu, Syarifudin juga mendesak agar pasal 99 Piagam PBB yang berbunyi "Sekretaris Jenderal dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB setiap permasalahan yang menurut pendapatnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional" untuk segera diaktifkan. Itu salah satu langkah untuk menekan aksi militer Israel ke Jalur Gaza.

Tidak hanya itu, lanjut Syarifudin, PPJT juga mendukung aksi 300 pengacara dari berbagai negara dan agama, bekerjasama untuk membawa Israel ke meja hijau Mahkamah Internasional.

Aksi 300 pengacara itu dipimpin langsung pengacara senior Perancis, Gilles Devers. Dalam keterangannya, dilansir Rt Arabic, Devers membentuk "Pasukan Pengacara" dari berbagai negara, dan jumlahnya bisa bertambah hingga 3000 pengacara lintas negara.

Dan gabungan para pengacara Internasional ini akan menyampaikan laporan genosida terhadap rakyat Palestina ke Pengadilan Internasional. Permasalahan Palestina akan terus menjadi perhatian hukum, baik di Pengadilan Nasional maupun Internasional.

"Kami ini kan praktisi hukum, dimana dapat melakukan upaya-upaya hukum jika melihat sebuah pelanggaran hukum, bahkan termasuk lintas negara," jelas Syarifudin.

Menurut Syarifudin, saat ini keamanan dunia harus benar-benar dijaga. Untuk itu, dia mendukung langkah-langkah strategis pemerintah yang turut menjaga perdamaian dunia, dengan pengiriman Pasukan Garuda ke Lebanon dan Kongo. 

Bahkan dalam satu kesempatan non formal, papar Syarifudin, PPJT diberikan kesempatan untuk meninjau langsung persiapan keberangkatan Helikopter Panther AS 565 HBe HS 1305 beserta Crew, di Base Ops Pangkalan Udara TNI AL Juanda, pekan lalu. 

Helikopter anti kapal selam itu, kini sudah diberangkatkan oleh Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Danpuspenerbal) Juanda Laksamana Muda TNI Sisyani Jaffar, untuk bergabung dengan dengan Satgas Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-O UNIFIL Lebanon Tahun 2023.

Helikopter Panther AS 565 beserta crew yang dikirim ke Lebanon ini, merupakan satuan Skuadron Udara 100 Wing Udara 2, Puspenerbal. Sedangkan para crew helikopter yang diberangkatkan terdiri dari dua pilot helikopter, dua copilot, lima crew Flight Enginer dan satu dokter.

"Dan, suatu kehormatan bagi kami (PPJT) untuk melihat langsung, dari dekat kesiapan untuk pemberangkatan satuan Skuadron Udara 100 Wing Udara 2. Kami mendukung dan mengapresiasi Danpuspenerbal Laksamana Muda TNI Sisyani Jaffar dalam hal ini, mengirimkan  anggota-anggota TNI AL yang bertugas, merupakan prajurit-prajurit pilihan yang membawa nama baik bangsa dan negara di mata dunia, untuk terlibat langsung dalam menjaga perdamaian dunia, di wilayah Lebanon, yang berbatasan dengan Jalur Gaza," pungkasnya.