Beredar Rekaman Video Jamaah Shalat Magrib Tiba-tiba Dikeroyok Orang Tak Dikenal di Masjid

Potongan rekaman video seorang jamaah dikeroyok massa di dalam masjid/Repro
Potongan rekaman video seorang jamaah dikeroyok massa di dalam masjid/Repro

Aksi pengeroyokan terhadap jamaah yang sedang melaksanakan shalat magrib terjadi di sebuah Masjid Al Muttaqun, Manisrenggo, Kota Kediri. 


Akibat pengeroyakan tersebut, salah seorang jamaah terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Kediri karena mengalami kesulitan makan dan muntah-muntah sehari setelahnya.

Dalam video yang diterima redaksi, nampak aksi pengeroyokan itu terjadi di dalam masjid. Salah satu jamaah bernama Mohammad Ilham yang terekam video dipukuli beramai-ramai dengan brutal di dalam masjid Al Muttaqun oleh massa tidak dikenal pada Kamis (14/12). 

Salah satu korban yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan tidak mengetahui secara pasti penyebab aksi pengeroyokan tersebut.  

"Kita ini serombongan tamu Ustad Arman yang memang biasa silaturahim ke Ustadz Arman dan kebetulan termasuk saya mau membahas agenda persiapan keberangkatan kita peserta dari Kediri untuk ikut aksi bela Palestina di Surabaya hari Jum'at ini. Tidak tahu maksud mereka apa, tahu-tahu saat itu ketika kita mau sholat jamaah maghrib ada keributan di depan imaman dan tentu kita spontan melerai."

"Tahu-tahu mereka banyak masuk dari luar masjid membuat keributan dan kita serombongan yang tidak tahu apa-apa karena hanya tamu dipukulinya. Kita spontan membela diri namun karena jumlahnya banyak tetap saja kita tidak mampu membela diri. Akibatnya salah satu teman kami yang bernama Mas Ilham yang dikeroyok beramai-ramai seperti yang terlihat di video. Dia terjatuh tidak berdaya namun masih dipukuli juga. Sekarang mas ilham di rumah sakit tidak bisa ikut kami hari ini dalam aksi bela Palestina di Surabaya," tuturnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (15/12).

Menurut pengakuan korban,  mereka mengeroyok dan memukuli para jamaah sepertinya terencana saat lampu dimatikan.

Ahmad Fahmi pengacara muda yang datang saat kejadian mengatakan bahwa kejadian pengeroyokan itu tidak bisa dibiarkan. 

"Sejujurnya ini terjadi karena  ketidaktegasan aparat Polres Kota Kediri dalam menangani permasalahan tindakan penganiayaan. Cukup jelas sebelumnya sudah ada laporan dengan bukti-bukti yang cukup   kenapa masih tidak ada antisipasi dari Polres Kota Kediri bahkan dalam kejadian kemarin saya dengar Polres Kota Kediri datangnya sangat terlambat," tegas Fahmi.

Menurut Fahmi, kejadian ini merupakan buntut dari sengketa ketakmiran masjid Al Muttaqun. 

"Yang saya dengar ini masalah sengketan pengurusan takmir antara ahli waris dan pengurus. Namun yang menjadi sasaran jamaah lain yang tidak tahu apa-apa," urainya. 

Fahmi menambahkan, beruntung dalam kejadian itu tidak ada korban yang sampai mati dikeroyok dan dipukuli. 

"Saya ada di lokasi walaupun saya datang setelah kejadian pengeroyokan dan penganiayaan.  Saya melihat mereka berorasi dengan bebas tanpa pemberitahuan ke polisi dan itu sudah malam bahkan sampai tengah malam dibiarkan tidak dibubarkan oleh polisi," ujarnya.

Bahkan lanjut Fahmi, orasinya sangat anarkis dan ada tokoh yang sengaja memprovokasi massa bahkan di depan mata polisi juga dibiarkan.  

"Saya sungguh kecewa sama Polres Kota Kediri. Kejadian ini bukan sekali. Bahkan ada massa menggeruduk rumah dan tidak ada proses hukum atas laporan penganiayaan sebelumnya," katanya. 

Karena ini sudah masuk tindak pidana, maka pihaknya akan mengambil langkah hukum.  

"Ini sudah ngawur menyasar tamu atau orang-orang yang tidak ada hubungan dengan permasalahan ketakmiran masjid Al Muttaqun. Kami akan menempuh jalur hukum. Para pelaku pengeroyokan harus ditindak tegas. Kami ada bukti-bukti rekaman video saat pengeroyokan," tegasnya.