Kisah Sukses Rahmawani, Budidaya Rumput Laut di Pesisir Sumenep Hingga Cuan Jutaan Rupiah

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Wajah Rahmawani, warga Dusun Binabe, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep terlihat sumringah pada siang itu Senin (25/12/2023). Ya, ibu tiga anak itu baru saja memanen lima kotak rumput laut yang ditanam di pesisir pantai sejak sebulan lalu.


Dengan cekatan, Rahmawani terlihat memotong rumput laut yang sudah diangkat untuk dijadikan bibit. Sisanya dia jemur di bawah terik matahari dengan menggunakan para-para. Itu adalah sejenis alat untuk menggantungkan rumput laut agar tidak tercampur kotoran seperti tanah.

Setelah dijemur selama satu hingga dua hari, rumput laut kering biasanya langsung dibeli tengkulak yang datang ke desa itu.

“Hari ini panen lima kotak,” katanya.

Menurut dia, dalam satu kotak berukuran 8 kali 8 meter yang dipanen  bisa menghasilkan sekitar 50 kg rumput laut kering.

“Kalau lima kotak ya tinggal dihitung saja, mungkin bisa sampai empat kuintal hingga setengah ton,” ujarnya sambil tersenyum.

Saat ini, dia bersama suami menanam 28 kotak  rumput laut yang mengapung di pesisir pantai Sumenep.

Rahmawani mengaku bisa meraup cuan hingga jutaan rupiah, karena harga rumput laut yang cukup stabil yakni Rp 14 hingga 20 ribu setiap kilogramnya.

“Kalau cuaca bagus dan musim kemarau bisa sampai 50 Kg dalam satu kotak, bahkan pernah dapat 75 Kg,” jelas dia.

Ibu tiga anak itu mengaku, suaminya beralih mata pencaharian dari nelayan menjadi petani rumput laut sejak beberapa tahun lalu. Dikatakan dia, sejak menanam rumput laut, perekonomian keluarganya semakin membaik.

Selain bisa menabung dan beribadah haji, dia juga bisa menyekolahkan anaknya dari hasil budidaya rumput laut.

“Sebagian ditabung, Alhamdulillah bisa untuk membiayai pendidikan anak di pesantren,” tegasnya.

Menurut dia, cara menanam rumput laut di pesisir Sumenep sangat sederhana. Rumput yang dipotong kemudian diikat dan dikaitkan dalam bambu yang mengapung di laut. Jika musim kemarau dan ombak cukup kencang, rumput laut pun bisa cepat tumbuh dan dipanen.

Meski demikian, petani terkadang mengalami kendala ketika ombak terlalu kencang, karena rumput laut yang mengapung di laut tersebut bisa terbawa ke pantai.

‘Biasanya dipasang jangkar kecil agar tidak terbawa arus saat ombak kencang,” jelas dia.

Sementara itu, menurut Rudi Hermanto, petani rumput laut lainnya, puncak panen rumput laut di desa itu terjadi pada bulan april sampai dengan Mei. Ketika itu, angin dari timur sangat kencang, sehingga perkembangan rumput laut cukup bagus dan bisa dipanen dengan waktu yang singkat.

“Kalau yang bagus-bagusnya terjadi pada bulan lima, dan agak menurun ketika musim penghujan,” katanya.

Dia mengaku, kesejahteraan warga mulai meningkat semenjak mulai beralih profesi sebagai petani rumput laut jenis Eucheuma cottonii, yang mudah dikembangkan di wilayah itu. 

Selain pertumbuhannya tergolong cepat, biaya operasional yang dikeluarkan para petani rumput laut cukup kecil. Sehingga keuntungan yang diraup petani cukup besar, dari budidaya rumput laut.

“Ya kalau sudah dipanen dan kering dijual hasilnya masuk kantong. Paling Cuma dipotong tenaga untuk menjemur saja,” tegasnya.

Dia mengaku bersyukur, karena harga rumput laut sudah stabil beberapa tahun belakangan sehingga petani bisa memperoleh hasil maksimal ketika memasuki musim kemarau. Para petani pun tidak terlalu kesulitan untuk menjual hasil budidaya rumput laut, karena para tengkulak yang membeli setiap hari datang ke desa itu.

Hanya, saja beberapa kendala juga dialami petani. Diantaranya terkait pembayaran hasil penjualan rumput laut, yang terkadang tersendat.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim, Muhammad Isa Anshori mengatakan rumput laut di Sumenep adalah terbaik nomer satu di Jawa Timur dan terbaik nomer dua tingkat Nasional. Dimana rumput laut sangat diminati tidak Hanya di dalam negeri tapi juga pasar luar negeri.

“Sebanyak 52,8 % total produksi perikanan budidaya di Jatim berasal dari rumput laut. Utamanya ada di Sumenep ini,” ujar Isa Anshor saat menghadiri Eksplorasi Rumput Sumenep di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, Selasa (26/12/2023).

Diberkan Isa, luas potensi budidaya rumput laut di Kabupaten Sumenep kurang lebih 243.254 hektare, luas eksisting 59.424 hektare, jumlah petani rumput laut 4.093 orang. Sedangkan produksi budidaya 686.657,08 ton dan Nilai Produksi Budidaya 3.433.285.405 di tahun 2023.

“Rumput laut di Sumenep terbanyak di Kecamatan Sapeken 221.547 ton disusul Kecamatan Saronggi 166.164 ton,” urai Isa Anshori.

Menurut dia, peluang investasi budidaya rumput laut masih bisa ditingkatkan dan memiliki potensi usaha kelautan dan perikanan yang sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir, penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan devisa negara.

"Menjawab tantangan budidaya rumput laut di Jatim, rencana aksi kegiatan yaknj pembangunan laboratorium rumput laut kultur jaringan, penyediaan kebun bibit rumput laut. Penerapan cara budidaya ikan yang baik, penggunaan bibit unggul dan pengembangan budidaya dalam satu kawasan," katanya.