Pemilu 2024 Disebut Terburuk Sepanjang Sejarah Demokrasi Indonesia

Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti/RMOL
Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti/RMOL

Pemilu 2024 merupakan pemilu yang terburuk sepanjang sejarah demokrasi Indonesia sejak Reformasi 1998, terutama dalam aspek penyelenggaraannya. Penyelenggara Pemilu bermasalah, mulai dari pelanggaran etik berat hingga kejahatan pidana. 


Pandangan ini disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, dalam diskusi yang digelar Koalisi Masyarakat Sipil di Jakarta, Kamis (28/12).

Menurut Ray Rangkuti, proses penyelenggaraan Pemilu 2024 mengalami persoalan berat. Dari empat tahapan besar Pemilu, yaitu pendaftaran, kampanye, pencoblosan, dan penghitungan suara, dua di antaranya sudah terbukti mengalami persoalan serius yang melibatkan penyelenggara Pemilu dan aparatur pemerintah.

"Di samping itu terjadi tiga dosa Pemilu yang tidak bisa dimaafkan di dalam demokrasi, yaitu intimidasi dan kekerasan, mobilisasi politik uang, dan manipulasi suara. Dua dari tiga dosa tersebut sudah terjadi saat ini, dari masuknya dana ilegal untuk kepentingan pemilu hingga intimidasi dan kekerasan," paparnya.

Ditambahkan Ray, berbagai persoalan serius dalam Pemilu itu terjadi karena kekuasaan politik rezim memobilisasi dukungan secara telanjang untuk membela kepentingan ekonomi-politik dinasti. Akhirnya, pemilu demokratik kemudian dikorbankan untuk kepentingan rezim dan dinasti politiknya.

"Menghadapi fenomena demikian, maka publik mesti melakukan tindakan interupsi yang diperlukan. Gen Z harus melakukan kampanye aktif untuk menyelamatkan demokrasi," ujar Ray dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL.

"Generasi muda, pemilih pemula, harus menyosialisasikan setiap hari bahaya dinasti dan ancamannya terhadap demokrasi. Kampanye aktif yang dilakukan oleh generasi muda diharapkan dapat menghalau dikorbankannya Pemilu dan demokrasi untuk kepentingan rezim dan dinasti politiknya," pungkasnya.