Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan fokus kementeriannya di tahun 2024 yakni melanjutkan pelaksanaan program-program prioritas berbasis ekonomi biru.
- Produk UMKM Lamongan Mulai Masuk ke Pasar Dunia
- Ketersediaan Kedelai Dispastikan Cukup untuk Kebutuhan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022
- Mudahkan Masyarakat Penghasilan Rendah, BTN Gelar Akad Massal KPR Subsidi 10.000 Unit Rumah
Program tersebut dikebut pelaksanaannya untuk keberlanjutan ekosistem sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan.
"Kita bicara bukan hanya penangkapan, hasil laut dan sebagainya tapi juga mengelola ruang laut. Kemudian bagaimana mengembangkan budidaya, melalui model-model berbasis kawasan. Kemudian bagaimana masyarakat pesisir menjadi masyarakat produktif,” ujar Menteri Trenggono dalam konferensi pers Outlook dan Program Prioritas Sektor Kelautan dan Perikanan 2024 di Ruang Command Center KKP, Jakarta Pusat, Rabu (10/1).
“Bagaimana bisa mencapainya tentu harus ada intervensi pemerintah salah satunya melalui program kampung nelayan modern," tambahnya.
Program prioritas ekonomi biru KKP mencakup lima agenda besar meliputi perluasan kawasan konservasi laut, penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya di laut, pesisir dan darat yang berkelanjutan.
Lalu pengawasan dan pengendalian pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan atau Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut.
Dalam penyiapan kerangka kebijakan ekonomi biru, telah diterbitkan dua Peraturan Pemerintah yaitu PP No 11/2023 dan PP No 26/2023. Selain itu, terdapat beberapa Peraturan Menteri yang telah diselesaikan oleh KKP, di antaranya untuk mendukung implementasi kebijakan penangkapan ikan terukur dan pengelolaan hasil sedimentasi di laut.
Mengenai dua kebijakan ini Menteri Trenggono memastikan pelaksanaan keduanya harus dibarengi dengan kajian dan kesiapan matang, baik sisi infrastruktur maupun sumber daya manusianya.
"Dua-duanya masih belum dijalankan ya, masih terus dimatangkan agar saat diimplementasikan seluruhnya siap," jelas dia.
Lebih jauh Trenggono memaparkan, bentuk implementasi program ekonomi biru di 2024 di antaranya penguatan infrastruktur teknologi monitoring, melanjutkan pembangunan modeling budidaya, integrasi perizinan antara pemerintah pusat dan daerah, memperbaiki dan melindungi pesisir serta pulau-pulau kecil terluar dari kerusakan, penguatan sarana prasarana pelabuhan, penanganan sampah plastik di laut, hingga peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Untuk modeling budidaya misalnya, pembangunan dilakukan di sejumlah lokasi. Rinciannya modeling budidaya udang berbasis kawasan di Sumba Timur, modeling budidaya ikan nila di Karawang, modeling budidaya kepiting di Pasuruan, modeling budi daya rumput laut di Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara, serta modeling budidaya lobster di Batam.
"KKP juga akan terus mengembangkan sistem infrastruktur Ocean Big Data. Di tahun 2024 ini, kami juga memulai pengadaan satelit nano untuk pemantauan dan pengawasan perairan Indonesia, serta melanjutkan penyusunan Ocean Accounting," beber Trenggono dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
Dari rentetan pelaksanaan program prioritas tersebut, KKP memiliki target capaian produksi perikanan sebesar 30,85 juta ton, dengan nilai ekspor produk perikanan mencapai 7,20 miliar Dolar AS, hingga target Nilai Tukar Nelayan di angka 108 dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 105.
Sementara itu, pelaksanaan program prioritas KKP di tahun 2024 didukung pagu anggaran sebesar Rp7,1 triliun. Sejalan dengan itu, KKP juga akan memperkuat sistem pengawasan internal untuk memastikan pelaksanaan program ekonomi biru berjalan sesuai perencanaan dan hasilnya maksimal dirasakan oleh masyarakat.
"Kami akan mendukung sekaligus mengawal agar program prioritas berjalan dengan baik. Dari sisi kesekjenan, kami menyiapkan dari sisi budgeting, landasan hukum, data dan informasi, penguatan SDM, hingga penyiapan sarana dan prasarana," ujar Sekretaris Jenderal KKP Komjen Pol Prof. Rudy Heriyanto Adi Nugroho.
Sebagai informasi, capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP di tahun 2023 cukup positif. Di antaranya produksi perikanan mencapai 24,74 juta ton (angka sangat sangat sementara), PNBP kelautan dan perikanan mencapai Rp1,69 triliun, dengan pertumbuhan PDB Perikanan mencapai 6,78 persen sampai triwulan III.
Selanjutnya nilai ekspor hasil perikanan mencapai 5,6 miliar Dolar AS (angka sangat sangat sementara), Nilai Tukar Nelayan mencapai 105,40 dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan mencapai 104,92, hingga investasi kelautan dan perikanan mencapai Rp9,56 triliun sampai triwulan III.
Dari sisi pengawasan, KKP berhasil menangkap 269 kapal asing dan kapal dalam negeri yang terlibat praktik illegal unreported unregulated fishing.
Selama 2023, KKP juga berhasil mengembangkan beberapa modeling yakni modeling Kampung Nelayan Modern di Samber Binyeri, Papua, modeling Budidaya Udang Berbasis Kawasan di Kebumen, Jawa Tengah, serta modeling Budi Daya Rumput Laut di Berbasis Kawasan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pastikan Ketersediaan Stok Bahan Pokok Jelang Ramadan, Pemkot Surabaya Segera Gelar Pasar Murah di 322 Titik
- Sampah Jadi Rezeki, Pj Iwan Kurniawan Dorong Ekonomi Sirkular dari TPST
- Sambut Geliat Ekonomi Indonesia Timur, BTN Kini Punya Kantor Cabang di Parepare