Sekjen MAKI Minta Apip atau APH Menyikapi Rehab Pasar Kawak kota Madiun

Keterangan foto : Sekjen MAKI Komaryono/RMOlJatim 
Keterangan foto : Sekjen MAKI Komaryono/RMOlJatim 

Sekjen Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Komaryono menilai perencanaan rehab pasar kawak yang berada di jalan Kutai kota Madiun terkesan asal asalan.


Sangat disayangkan melihat kondisi setelah rehab dengan nilai anggaran 2,5 miliar lalu masih ada permasalahan terkait sanitasi drainase. 

"Saya rasa itu perencanaan rehap pasar kawak kurang bagus, sangat disayangkan dengan anggaran 2,5 miliar lalu tidak adanya sanitasi dan drainase," kata Komaryono, Selasa (23/1). 

Kormayono menambahkan, sebelumnya perencanaan rehab itu dimatangkan dulu sehingga jika rehab selesai pedagang maupun pembeli bisa nyaman menggunakan lagi. Bukan setelah direhab lalu baru dibuatkan saluran pembuangan air. 

"Seharusnya perencanaan itu dimatangkan lagi jangan sampai setelah direhab masih ada dibuatkan saluran pembuangan air kan ini nanti mengganggu pedagang dan pembeli jadi gak nyaman,".

"Apip atau aparat penegak hukum harus mencoba menyikapi rehab pasar kawak di jalan Kutai kota Madiun ini," pungkasnya. 

Menurut Komaryono, beberapa pembagunan proyek yang diduga syarat dengan korupsi tengah menjadi pusat perhatian MAKI, diantaranya DAS Ampal di Balikpapan serta beberapa proyek di Jawa Timur salah satunya Fiber Teknologi Nusantara (FTN) di Madiun. 

Diberitakan sebelumnya, Sejumlah pedagang pasar Kawak kota Madiun mengeluhkan ketidaknyamanannya berdagang. Keluhan ini khususnya berasal dari pedagang di los daging dan ikan. Mereka mengeluhkan tidak adanya saluran pembuangan air. Saluran pembuangan air ini diperlukan karena digunakan pedagang untuk keperluan mencuci dagangan mereka. Untuk rehab Pasar Kawak, Pemkot Madiun menganggarkan dana sekitar Rp2,5 Miliar dari APBD Kota Madiun tahun 2023. Dengan renovasi itu, diharapkan aktivitas jual beli di pasar tradisional lebih ramai sehingga roda perekonomian meningkat signifikan.