Caleg PDIP Kota Madiun Jelaskan Substansi Pemilu yang Demokratis

Calon Legislatif DPRD Kota Madiun dari PDI Perjuangan Iwan Yudhi Atmoko saat pertemuan di DPC PDIP Kota Madiun/ist
Calon Legislatif DPRD Kota Madiun dari PDI Perjuangan Iwan Yudhi Atmoko saat pertemuan di DPC PDIP Kota Madiun/ist

Menjelang Pemilu 2024 pada 14 Februari makin banyak dijumpai gambar calon legislatif yang terpampang bertebaran di setiap sudut jalan. Tidak sedikit para caleg telah menebar "jurus kebaikan"nya masing-masing.


Termasuk di Kota Madiun. Diantaranya ada yang sosialisasi ide kerakyatan jika dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Kota Madiun.

Kantor Berita RMOLJatim menemukan salah satu caleg yang getol menyampaikan visi dan misi sebagai calon wakil rakyat baik itu di forum diskusi maupun mengisi ruang publik.

Iwan Yudhi Atmoko misalnya, calon legislatif PDIP Perjuangan dari daerah pemilihan Kota Madiun 2 yang meliputi kelurahan Taman, Pandean, Kejuron dan Mojorejo.

Berlatar belakang jurnalistik yang sudah dijalaninya selama 20 tahun membuat Iwan kerap menemukan realitas sosial yang timpang di tengah rakyat.

"Substansi pemilu itu menjaga demokrasi dan mengedukasi pemilih dengan jalan menawarkan gagasan menjawab persoalan sosial. Karena pemilu bukan sarana untuk merebut kursi kekuasaan belaka, lebih dari itu apa yang kemudian bisa diberikan kembali kepada rakyat pemilih dalam perjalanan lima tahun sebagai wakil rakyat," ujar Iwan kepada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (24/1).

Saat ditemui di rumahnya di Jalan Ciliwung Kelurahan Taman, pria yang akrab disapa Iwan Doel ini berpandangan bahwa pemilih harus dipaksa untuk merekam dan meyakini ide atau pikiran seorang calon legislatif.

Pemilu tidak boleh hanya dimaknai sebagai "pesta demokrasi" lima tahunan semata. Menurut wartawan yang pernah bekerja di salah satu grup koran nasional dan televisi swasta ini, publik harus rasional dalam menentukan pilihan, bukan terjebak dalam pragmatisme yang semua orang tahu ada dugaan praktek politk uang pada pemilu lalu.

Ada tiga poin cita-cita politik Iwan yang juga Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPC PDI Perjuangan Kota Madiun ini. Pertama, dalam satu RT disiapkan satu relawan layanan kesehatan gratis.

Kedua, dalam satu RT dijamin untuk siswa dari keluarga kurang mampu biaya sarana sekolah gratis. Ketiga, untuk satu RT akan dijamin penyediaan pekerjaan layak untuk pemuda tak kerja.

"Ini hak dasar hidup rakyat yang harus menjadi tanggung jawab moral kita jika menduduki kursi wakil rakyat. Entah melalui perjuangan kelembagaan atau mandiri sebagai wakil rakyat melalui rumah aspirasi di daerah pemilihan nantinya," tegasnya.

Iwan menambahkan, masyarakat dapat menerima tawaran ide dan percaya visi misi caleg, menurut bapak satu orang anak ini, tantangan terberatnya adalah merubah cara berpikir pragmatis dan perilaku pemilih yang membudaya ini.

Meski demikian sudah saatnya dibangun kesadaran baru bahwa dalam pemilu nasib warga lima tahun dipertaruhkan. Yakni diantaranya masih ada ketimpangan atas kesempatan kerja, kesenjangan jaminan pendidikan, serta kesulitan penanganan kesehatan yang mudah bagi rakyat.

"Buat apa mencoblos seorang caleg dalam bilik TPS jika dalam lima tahun nasib kita sebagai pemilih diabaikan oleh orang yang kita pilih. Hari pencoblosan tinggal menghitung jari,” ujarnya.

Diatas prinsip langsung, umum, bebas, jujur dan adil, menurut Iwan, adalah alah satu cara menjaga kualitas demokrasi dan pemilu.

“Juga tidak melakukan praktek politk uang karena berdampak merusak mental dan membodohi rakyat," pungkas mantan aktifis gerakan mahasiswa itu.