Pemprov Kalteng Lirik Strategi Pengendalian Inflasi Jatim, Pj Gubernur Adhy Sebut Pentingnya 4K

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menerima Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo/Ist
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono menerima Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo/Ist

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menerima kunjungan kerja Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo beserta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (22/2).


Dalam kunjungan ini, TPID Kalteng ingin mempelajari upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sesuai dengan target yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan RI No. 101/PMK.010/2021 yakni sebesar 2,5 ± 1 persen pada tahun 2024.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), capaian inflasi Jatim pada Januari 2024 sebesar 2,4 persen (y-o-y). Sedangkan Kalteng di bulan yang sama mengalami inflasi sebesar 3,40 persen (y-o-y).

Pj Gubernur Adhy menyampaikan, angka inflasi di Jawa Timur mencapai 2,4 persen. Tak hanya itu saja, realisasi investasi baik itu Penanaman Modal Asing (PMA) juga meningkat signifikan.

“Capaian inflasi kita sesuai sasaran yakni 2,4 persen. Ini semua berkat kerja keras semua pihak terutama TPID Jatim,” ujarnya.

Capaian inflasi ini, lanjut Pj Gubernur Adhy, tidak terlepas pula dengan penerapan strategi 4K. Yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. 

“Strategi tersebut diimplementasikan dengan menggelar operasi pasar, gerakan ketahanan pangan, memantau stok ketersediaan bahan pangan, dan rutin berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait,” jelasnya. 

Hingga 11 Februari 2024, Pemprov Jatim tercatat telah menggelar 15 kali operasi pasar murah dan zakat produktif di berbagai daerah untuk memastikan keterjangkauan harga di masyarakat.

Selain itu, beberapa waktu lalu Pj Gubernur Adhy juga memastikan ketersediaan bahan pokok aman saat meninjau langsung stok beras di Gudang Bulog Banjar Kemantren, Sidoarjo.

“Alhamdulillah Jawa Timur merupakan lumbung pangan nasional sejak tahun 2020. Produksi padi, ternak sapi perah, dan ternak ayam petelur peringkat 1 nasional. Begitu pula dengan sapi potong, Jatim menjadi sentra sapi potong nasional. Dan selama ini kita juga mensuplai provinsi lain,” ungkapnya.

Saat ini beras menjadi salah satu penyumbang angka inflasi di banyak daerah di Indonesia. Namun di Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy menegaskan bahwa saat ini stok beras di Jatim mencapai 135 ribu ton dan aman hingga 6 bulan ke depan.

Adhy optimistis bahwa stok beras ke depannya akan bertambah. Kemudian harganya dapat ditekan, terutama harga gabah di tingkat petani. Diketahui, harga Gabah Kering Giling (GKG) di Jatim mencapai Rp7.000/kg, namun harga beras medium dan premium di Jatim lebih rendah dibanding daerah lainnya. 

“Kita juga akan memasuki masa panen raya di bulan Maret-April. Memang yang sulit dikendalikan harganya saat ini ialah cabai rawit dan cabai besar karena berkaitan pula dengan masa panennya,” ungkapnya. 

Pj Gubernur Adhy membuka kesempatan bagi Pemprov Kalteng untuk bekerja sama memasok bahan pangan dari Jatim. Terutama terkait komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di Kalteng yakni daging ayam.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo menyampaikan bahwa Kalteng saat ini masuk dalam 10 besar provinsi dengan inflasi tertinggi.

Bahkan beberapa waktu lalu sempat menduduki peringkat dua. Hal inilah yang mendorong TPID Kalteng tergerak mempelajari langkah-langkah strategis pengendalian inflasi di Jatim. 

“Selain itu, selama ini Kalteng juga bergantung pada daerah lain termasuk Jawa Timur untuk memasok kebutuhan bahan pangan seperti beras, daging ternak, bawang, dan lain sebagainya,” ujarnya. 

Oleh karena itu, dengan kunjungan ini Edy tak hanya berharap bisa mempelajari langkah strategis pengendalian inflasi namun juga membuka jalan kerja sama dengan Pemprov Jatim yang lebih intensif lagi untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan masyarakat Kalteng.