PDIP Diminta Kembali Oposan

foto/net
foto/net

Partai pengusung Capres-Cawapres yang kalah harusnya otomatis oposan terhadap pemerintahan pasangan memenangkan kontestasi Pemilu.


Pengamat politik dari Motion Cipta Matrix, Wildan Hakim, berpendapat, oposisi hanya sebatas konsep bila seluruh Parpol yang memenuhi ambang batas parlemen bergabung ke penguasa, dalam hal ini Koalisi Indonesia Maju.

"Merujuk hasil hitung cepat hari ini, ada sembilan Parpol memenuhi ambang batas parlemen, dua diantaranya berpeluang oposan, yakni PDIP dan PKS," kata Wildan, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (25/2).

Dia menilai, hasil Pemilu di Indonesia tidak selalu berjalan linear. Di mana partai pengusung yang kalah langsung berubah haluan menjadi oposisi.

"Sikap linear itu pernah dipraktikkan PDIP pada 2004-2014, sepanjang pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Selama 10 tahun menjadi oposisi, PDIP lalu sukses menyokong Joko Widodo sebagai Capres dua periode," katanya.

Pada 2024 ini, sambung dosen ilmu komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia itu, PDIP dipaksa menjalani siklus pengulangan, yakni kembali menjadi oposisi, karena kandidatnya kalah.

"Ini mengingatkan pada ungkapan yang kerap disampaikan Megawati selaku Ketum PDIP. Mega kerap menyebut bahwa hidup itu ibarat cakra manggilingan, yang artinya, hidup itu ibarat roda berputar yang terus menggelinding," urai Wildan.