Beban politik PDI Perjuangan bertambah berat pasca tertangkapnya Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Belum lagi PDIP masih dibayang-bayangi kasus Harun Masiku dan suap Bansos yang menjerat kadernya yakni mantan Menteri Sosial Juliari Batubara.
- Gubernur Sulsel Nonaktif Didakwa Terima Suap Rp 2,5 Miliar Dan 150 Ribu Dolar Singapura
- Geledah Rumah Penyuap Nurdin Abdullah, KPK Amankan Dokumen Terkait Perkara
- KPK Bantah Jebak Nurdin Abdullah, Semua Berdasar Bukti
Dikatakan Direktur Eksekutif Indopolling Network, Wempy Hadir, beban politik PDIP semakin kompleks mengingat Nurdin Abdullah sebelum diusung PDIP dikenal sebagai sosok berprestasi dan berintegritas tinggi.
"Kasus OTT KPK terhadap Nurdin Abdullah menambah beban PDI Perjuangan. Sebab selesai kasus Harun Masiku dan kasus Bansos. Publik tentu kaget, mengingat rekam jejak Pak Nurdin dianggap berprestasi dan berintegritas," kata Wempy seperti diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Senin dinihari (1/3).
Ia mengatakan PDIP pasti terpukul dengan kejadian ini. Ia berpandangan peristiwa operasi tangkap tangan KPK ini akan berdampak pada elektoral partai.
"Bisa jadi ada dampak terhadap elektabilitas PDI Perjuangan dari penangkapan Nurdin Abdullah," demikian kata Wempy.
Nurdin Abdullah sendiri telah ditetapkan tersangka oleh KPK sebagai penerima suap proyek infrastruktur bersama anak buahnya Edy Rahmat.
Dalam kasus ini, Agung Sucipto selaku kontraktor ditetapkan tersangkap pemberi suap dari sejumlah proyek infrastruktur di Sulawesi Selatan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Terungkap! Hasto Garansi Harun Masiku Gantikan Riezky Aprilia
- Eks Komisioner KPU Ngaku Pernah Minta Rp 50 Juta untuk Ngopi
- Jaksa KPK Ungkap Foto Harun Masiku dengan Megawati dan Hatta Ali di Persidangan Hasto