.Media di Indonesia diharapkan bisa objektif dalam menyajikan berita berdasarkan data-data di lapangan, tanpa ada data data yang ditutup-tutupi.
- Pentingnya Gerakan Kembali kepada UUD 1945 sebelum Amandemen
- HNW: Kita Sudah Berkali-kali Pemilu, Seharusnya Pemilu 2024 Semakin Baik
- Ulama Diminta Keluarkan Fatwa Haram Terima Amplop Pemilu
Secara tersirat, ketua umum Partai Gerindra itu ingin mengungkapkan kekesalan lantaran Reuni Akbar Mujahid 212 yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu (2/12) tidak diberitakan sesuai fakta.
Seperti jumlah peserta yang diberitakan hanya dihadiri puluhan ribu, padahal menurutnya mencapai jutaan. Selain itu, juga ada media yang tidak sama sekali menjadikan reuni sebagai sebuah berita. Padahal, pesertanya membludak hingga ke Jalan Medan Merdeka Selatan dan Jalan MH Thamrin.
Redaksi kamu bilang cuma ada beberapa ribu, nggak boleh dong. Kebebasan pers, tapi jurnalisme harus objektif, membertahu apa adanya,†kesal Prabowo kepada salah satu wartawan yang mencoba mewawancarainya, seperti yang dilansir dari kantor berita RMOL.
Dia bahkan meminta kepada para wartawan di lapangan untuk menegur pimpinan redaksi jika fakta yang diangkat tidak diberitakan.
Lebih lanjut, Prabowo mewanti-wanti bahwa media yang tidak menyajikan fakta dengan benar akan ditinggalkan oleh rakyat.
Jangan menipu rakyat, nggak boleh. Jadi kalau begitu nanti kalian akan ditinggal rakyat," tutup Prabowo. [aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kebobrokan BUMN Cepat Terungkap Karena Ada Pandemi Covid-19
- Pemasangan Baliho HRS di Madura, Gus Yasin: Itu 'Kode' untuk NU
- Jika Puan Berani Dukung Demonstrasi Kenaikan BBM, Elektabilitasnya Bisa Naik