Sejumlah guru ngaji berharap Pemkab Jember segera mencairkan insentif guru ngaji di Kabupaten Jember. Mereka berharap Pilkada Jember 2024, tidak menjadi penghalang proses pencairan dana insentif yang dianggarkan masa kepemimpinan Hendy Siswanto - Gus Firjaun pada tahun 2024 ini.
- Rakernas PGDN, Menyongsong Indoensia Emas dengan Memperjuangkan Kesejahteraan Guru Diniyah dan Ngaji
- Tak Pernah Diperhatikan Pemkab, Ratusan Guru Ngaji Jember Dukung Gus Fawait-Djoko di Pilkada 2024
- Buka Festival Anak Shaleh, Ketua DPD Siap Perjuangkan Kesejahteraan Guru Ngaji
Salah seorang guru ngaji, Siti Rohani, warga Kecamatan Wuluhan, Jember meminta Pemkab Jember, untuk segera mencairkan dana insentif yang menjadi hak guru ngaji, meskipun sedang ada pelaksanaan Pilkada.
"Insentif guru ngaji itu tidak hanya bermanfaat bagi guru ngaji, tetapi juga santri," ucap perempuan yang biasa di panggil ustadzah Hani, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Senin (22/10).
Hani juga menceritakan memulai menjadi guru ngaji sejak tahun 2014 di Kecamatan Wuluhan, namun belum pernah mendapatkan dana insentif guru ngaji. Baru sejak menjadi guru ngaji di TPQ Masjid Al Hikmah, Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, baru menerima insentif guru ngaji.
"Saya sudah dua kali menerima insentif guru ngaji dari Pemkab Jember, mulai kepemimpinan Hendy - Gus Firjaun yakni tahun 2022 dan 2023," katanya.
Setiap tahunnya pada tahun 2022 hingga 2023, hani menerima insentif masing sebesar Rp 1.500.000 melalui BRI. Jadi total yang dia terima Rp. 3.000.000;
Namun, untuk insentif tahun 2024, hani mengaku belum menerima pencairan insentif tersebut.
Sebelumnya, lanjut Hani, pernah ada informasi dari petugas desa, bahwa ada pergantian rekening Bank dari BRI ke Bank Jatim. Setelah itu dia mengurus pergantian bank tersebut, namun insentif guru ngaji di tahun 2024 belum juga cair.
Belakangan Hani mengetahui bahwa, insentif guru ngaji tidak segera cair lantaran ada penundaan dengan alasan Pilkada.
"Kami bersama guru ngaji lainnya mengajar secara ikhlas, namun insentif tersebut adalah hak guru ngaji, sehingga tetap ditunggu pencairannya," harapnya.
Hani menyayangkan jika ada penundaan hanya karena pelaksanaan Pilkada, sebab insentif guru ngaji sudah menjadi hak guru ngaji yang tidak ada kaitannya dengan Pilkada. Apalagi, insentif tersebut sejauh ini tidak semua dipakai oleh guru ngaji, tetapi juga berbagi dengan para santri melalui program Jumat berkah.
Menyikapi polemik dana insentif itu, Cawabup Nomor Urut 01, Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun) menegaskan penundaan insentif guru ngaji, yang dikaitkan dengan proses Pilkada 2024, adalah sesuatu hal yang tidak elok.
Menurutnya, bansos maupun insentif itu program pemerintah tahunan. Dan ini tidak ada hubungannya dengan pilkada.
Karena itu, dia meminta kebijakan yang baik dari pejabat terkait. Sebab, mindset negarawan, seharusnya melakukan sesuatu berdasarkan (hati) nurani.
"Kami berharap, agar kebutuhan masyarakat miskin khususnya, apalagi urusan perut ini tidak bisa ditunda. Kami berharap segera direalisasikan," tegas dia.
Untuk diketahui, program kemasyarakatan insentif guru ngaji adalah bentuk perhatian dan kepedulian yang dilakukan Bupati Jember Hendy Siswanto dan Wabup Gus Firjaun saat menjabat.
Insentif itu telah diterima sekitar 21 ribu guru ngaji, sesuai pendataan yang dilakukan Pemkab Jember saat itu.
Diberitakan sebelumnya, Sekda Kabupaten Jember, Hadi Sasmito menghentikan sementara seluruh program berbasis kemasyarakatan dengan alasan sedang ada pelaksanaan Pilkada. Akibatnya program Bantuan sosial seperti program beasiswa, insentif guru ngaji, dan berbagai program hibah tidak bisa dicairkan, hingga melewati bulan November 2024.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Peringati May Day dengan Jalan Sehat, Pesan Cinta Pemkab Jember untuk Investor
- Warga Jember Menderita Penyakit Aneh, Diduga Akibat Kelaparan
- Pemkab Jember Segera Lakukan Tender Paket Proyek Perbaikan Jalan Rusak Rp94 Miliar