Pada periode pertama kampanye Pilpres 2014 lalu, Presiden Joko Widodo yang tampil sebagai sosok populis menyampaikan tidak akan bagi-bagi kursi menteri ke partai pada kampanye Pilpres 2014. Namun kenyataannya Jokowi tetap membagi kabinet ke partai pendukung.
- AHY Bisa Saja Goyah, Statusnya di Koalisi Perubahan Belum Jelas
- Ini Solusi DPRD Jatim Agar Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru Dan Arjuno Dijaga Kelestariannya
- Prabowo Maju Capres, Anies Baswedan Terjegal
Kini, pernyataan mantan walikota Solo itu tidak lagi terdengar. Nyarwi menilai presiden terpilih sudah sadar bahwa tidak bagi-bagi jatah menteri merupakan hal yang mustahil.
Menurutnya, setelah Jokowi berkecimpung di pemerintahan, dia telah berubah menjadi aktor penting. Sehingga, mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak mungkin bisa menghindarkan fase untuk bagi-bagi jabatan.
"Ketika seseorang menjadi aktor-aktor penting atau aktor sentral, maka transaksi politik itu dimana-mana tak terhindarkan. Itu bagian dari marketing politik," jelas Nyarwi.
Atas alasan itu, Nyarwi berkesimpulan bahwa Jokowi kini sadar dan tidak mungkin untuk mengatakan tidak akan bagi-bagi kursi menteri.
"Dugaan saya, tentu saja potensi bahwa adanya bagi-bagi kekuasaan itu sudah disadari," pungkasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bayu Airlangga Dukung Pilkada Lewat DPRD: Hemat Biaya, Tingkatkan Kualitas Pemimpin
- Dari Sebuah Kisah Kelam, Tekad Dita Indah Sari Beranikan Maju di Dapil 'Neraka'
- Aksi Klenik Dikhawatirkan Bisa Buat Investor Arab Saudi Kabur dari IKN