TIDAK perlu diragukan lagi, niatan menyelenggarakan pemilihan umum secara serentak adalah positif dan konstruktif yaitu penghematan waktu, daya dan biaya.
- Kemarau Panjang, Kebakaran Hutan Ancam Jawa Timur
- PKS Mencatat Jaring Pengaman Sosial Kaum Ibu Masih Lemah di 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Maruf
- Gaya Politik Giring Hanya akan Buat PSI Jadi Bahan Tertawaan Publik
Namun sungguh memilukan bahwa begitu banyak petugas jatuh sakit bahkan meninggal dunia akibat penyelenggaraan pemilu serentak. Segenap kepiluan itu menyadarkan kita semua bahwa pasti ada yang keliru pada penyelenggaraan pemilu secara serentak. Kita dapat berdebat mengenai kualitas namun secara kuantitas fakta membuktikan secara tak terbantahkan bahwa sampai saat naskah ini ditulis, jumlah anggota petugas pemilu yang meninggal dunia 119 orang serta yang dilaporkan sakit 548 orang. Komisioner KPU Viryan Azis menegaskan jumlah ini mengacu data KPU pada Selasa (23/4) pukul 16.30 WIB di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat.
Duka
Bagi para penguasa kebijakan mungkin data tersebut sekedar suatu angka statistik yang masih perlu dikaji lebih mendalam. Namun bagi para sanak keluarga petugas yang jatuh sakit atau meninggal dunia jelas merupakan suatu peristiwa duka luar biasa mendalam yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang merasakannya sendiri. Seharusnya pemilihan umum merupakan suatu pesta demokrasi yang gembira-ria bukan suatu pertempuran yang menuntut korban luka apalagi nyawa. Jelas bahwa ada yang bukan saja keliru namun sangat keliru pada penyelenggaraan pemilu secara serentak.
Mohon
Maka dengan penuh kerendahan hati , sebagai rakyat Indonesia yang berduka atas para petugas yang gugur sebagai Pahlawan Demokrasi dalam penyelenggaraan pemilu serentak, saya memberanikan diri memohon pihak yang berwenang untuk berkenan meninjau kembali penyelenggaraan pemilihan umum secara serentak di persada Nusantara yang luar biasa luas dengan jumlah penduduk luar biasa banyak ini. Secara kelirumologis, fakta telah membuktikan bahwa pemilu serentak bukan saja terlalu mahal dalam hal waktu, daya dan biaya namun terutama dalam hal mengorbankan jiwa raga
Sesama rakyat Indonesia. Jangan korbankan nyawa rakyat demi menghemat waktu, daya dan duit! Satu korban nyawa sudah terlalu banyak, apalagi lebih dari seratus! Kini kita telah menyadari kekeliruan pemilu serentak, maka adalah kewajiban kita bersama mendukung upaya pihak yang berwenang untuk secara kelirumologis mengoreksi kekeliruan yang telah terlanjur dilakukan di masa kini demi di masa mendatang mampu menyelenggarakan pemilihan umum di Tanah Air Udara tercinta secara lebih baik. Merdeka! [***
Penulis adalah rakyat Indonesia yang berduka atas gugurnya para Pahlawan Demokrasi dalam penyelenggaraan Pemilu 2019ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- FDA: Perlu Tiga Kali Tes Antigen Berkala untuk Orang Tanpa Gejala
- Ketum Parpol Pertama Yang Tampil di Twitter Space, AHY Disambut Antusias Para Netizen
- Indonesia akan Terbangkan Dua Pesawat Bantuan ke Turki dan Suriah