Jumlah prtisipasi pemilih pada Pemilu 2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2014 lalu. Temuan data ini dikemukakan oleh ketua Bawaslu Kota Kediri Mansyur.
- Jaringan Nusantara Minta MA Tidak Takut Tolak Gugatan Moeldoko
- Jubir Presiden Disarankan Harus Bebas dari Kepentingan Pragmatis
- Riset Citra Network: Kepercayaan Masyarakat kepada Partai Politik Sangat Rendah
Sementara untuk jumlah ketidak hadiran pemilih datang ke TPS (tempat pemungutan suara) hanya dikisaran dua puluh persen. Mereka yang tidak datang ke TPS menurut Mansyur dikarenakan masih adanya anggapan dimasyarakat yang menilai bekerja jauh lebih penting dari pada menggunakan hak pilihnya di TPS.
Seperti diketahui jumlah DPT (daftar pemilih tetap) kota Kediri sebanyak 201 ribu 801 pemilih.
Selain masyarakat umum biasa, untuk golongan penyandang disablitas dan transgender tingkat partisipasinya cukup tinggi pada pemilu tahun ini. Mansyur kembali membandingkan jika pada pemilu 2014 lalu, jumlah pemilih yang hadir di tempat pemungutan suara untuk mencoblos prosentasenya hanya dikisaran 50 persen, namun sekarang bisa mencapai 60 persen.
Sementara bagi kelompok marginal mau pun transgender, jumlah pemilih meningkat hingga 50 persen dari sebelum pemilu sebelumnya cuman 30 persen. Secara keseluruhan Mansyur menilai pelaksanaan Pemilu 2019 berlangsung lancar dan aman, meski sempat diwarnai isu money politik namun pihaknya sampai sekarang belum menemukan adanya indikasi terkait kasus tersebut.
"Sebenarnya kita sudah siapkan Pokso laporan, kita juga keliling mengadakan patroli pada masa tenang bahkan sampai hari pemungutan suara sampai malam. Itu pun kita keliling ke TPS dan memastikan kalau tentunya transaksi setelah pemilu tetap harapanya tidak ada. Dari keliling kita, tidak menemukan apa apa." tandasnya.[pen/bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Peristiwa Wadas Mirip Kasus Kedungombo Era Soeharto
- Politik Identitas Sudah Tidak Cocok untuk Pemilu 2024
- Program e-Sertifikat Sofyan Djalil Dinilai Merusak Agenda Nawa Cita