Pemilu 2024 seolah telah menjadi ajang bagi kaum elite dan intelektual politik untuk memutar otak membangun narasi tentang Presiden Joko Widodo.
- Cari Penerus Presiden Jokowi di Musra VIII, Projo Sodorkan Beberapa Nama
- Pidato Jokowi di Rakernas Projo, SCG: Sinyal Dukungan Dikirimkan, Namun Belum Final
Sebagian besar tampak frustasi lantaran diharuskan membangun narasi secara massif bahwa demokrasi di tangan Presiden Jokowi dalam bahaya.
Kebingungan terjadi karena pada dasarnya mereka merupakan orang-orang yang selama ini menjadi pendukung utama Jokowi. Mereka dulu menganggap Jokowi orang paling tepat untuk menjaga demokrasi setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Begitu kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Benny K. Harman lewat akun media sosial X, Rabu malam (29/11).
“Yang menolak ajakan dan pilihan mereka dicap dungu. Sadis, bukan? Sekarang, orang-orang itu kena batunya,” tegas Benny.
Realita politik mengubah arah dukungan kelompok tersebut. Bahkan kini muncul pertanyaan, apakah yang diperjuangan benar-benar untuk membangun demokrasi.
“Murnikah perjuangan mereka untuk save (selamatkan) demokrasi atau mereka menebar benci karena sudah ditinggal pergi? Ini pertanyaan untuk kita renungkan bersama,” tanyanya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Cari Penerus Presiden Jokowi di Musra VIII, Projo Sodorkan Beberapa Nama
- Pidato Jokowi di Rakernas Projo, SCG: Sinyal Dukungan Dikirimkan, Namun Belum Final